Sabtu, 26 Oktober 2019

Lagi-lagi

Aku tau hanya tuhan yang bisa mengerti pengaturan semesta dan isinya.

Hari ini kami bisa saling rangkul sayang sambil mengucap rindu
Tetapi tidak selang sehari, kami bisa menjadi asing

Rasa ini berulang-ulang, hingga tercipta lelah dan kecewa dengan sang pencipta.
Aku tau, tidak dibenarkan.

Aku bingung
Bercerita tetapi tetap kosong
Membayangkan dia tetap akan tertawa dan menjalankan harinya dengan biasa saja membuatku muak, kenapa hanya aku yang merasakan seperti ini.

Aku masih mencari tau bagaimana solusinya, disatu sisi masih enggan membuka pembicaraan karena terakhir aku yang ditinggalkan.

P.s : aku lelah

Kamis, 24 Oktober 2019

Si Muram (babak 1)

Aku mencuri dengar malam itu :
Percakapan 2 sahabat 

Si Muram membagi cerita dengan Si Penyimak.

Saat ini si muram sedang dekat dengan si Penikmat. Sangat dekat hingga telah berbagi sentuhan walaupun belum berbagi nafsu.

Ini pertama kali si Muram berani dan mau berbagi sentuhan. Berpelukan serta membiarkan si penikmat menciumi tangannya hingga si Muram pun semakin mempererat pelukannya.
Tapi entah mengapa si Muram merasa sedikit tidak dijalur yang benar, dia mengaku ke si Penyimak.

"Aku mulai melebihi suka cenderung nyaman, tetapi aku takut kami bias oleh nafsu"

Si penyimak mengangguk mengerti arah kata perkata si Muram.
Ia pun menjabarkan,
"Tidak ada yang salah oleh sentuhan, dimulai rasa nyaman lalu merasa sayang. Tetapi nafsu memang selalu menyelinap. Jadi wajar saja"

Si Muram pun bimbang...
Apa rasa rindu kedepannya memang rindu dengan si Penikmat atau haus sentuhan yang bisa dipenuhi.