Jumat, 18 November 2011

Hasrat Anak

Kenapa aku tidak dibuang saja
kalau ibu tau aku anak yang akan menyusahkan ketika besar

Kenapa aku tidak dibunuh saja
kalau ibu tau aku anak yang bodoh ketika sudah besar

Kenapa aku tidak dibuang saja
kalau ibu tau aku anak yang tidak bisa menghasilkan uang ketika sudah besar

kenapa aku tidak di aborsi aja ketika dalam kandungan
kalau ibu tau aku anak yang mencoba membunuhmu

mengertilah bu...
mulutmu bangsat, anjing dan entah apa sumpah serapah yang aku punya
selalu memojokanku, membandingkanku, menyakiti hatiku

sudah lama aku ingin membunuhmu
ketika kau berteriak menyalahkanku

aku masih belum tega hari ini
mungkin suatu hari
berbagai cara sudah aku siapakan biar kau mati ditanganku


p.s: menguliti kulit yang tipis

Senin, 07 November 2011

Suara Aneh Dihati

kakak lelakiku berkata aku bodoh
Bodoh karena terhenti hati
Aku tidak bodoh, ini hanya suara hati yang bising menjelma
Berusaha berjalan cepat dengan hati membisu, rasanya sakit

Aku bepikir tidak hanya aku yang bodoh
Pria itupun bodoh
Wanita yang bermain ego pun tidak diacuhkan
Masih di tahankannya

Kami sama-sama bodoh, tegasku dengan kakak lelakiku
Aku dan dia adil
Kami hanya mencicipi masa lalu
Tidak sejalan lagi

p.s: marah emosi favorit hari ini

Rabu, 02 November 2011

Banyak bicara Bau Sampah

Ah!!! berhenti bicara
mulutmu bau busuk, sama seperti hatimu
Hampir mati aku disini menahan nafas
diam saja
jangan racuni orang
jangan sakiti orang
lebih baik seperti itu


p.s: terutama kalau kau seorang pria berlaku untuk wanita

Jumat, 28 Oktober 2011

Dia pergi untuk hilang

Sudah puas... sudah puas dia mengambil semua dariku
Bermulut manis tau kenaifanku

"aku memang jauh lebih tua, tapi aku sayang kamu"

Perbedaan umur kami 14 tahun
Aku dibuainya dengan kata-kata yang manis sesering mungkin
Hubungan yang normal perlahan berubah menjadi dalam
Aku menyayanginya, dia juga sangat melindungi aku
Sampai akhirnya, aku memberikannya sesuatu yang penting
Tidak hanya sekali, bahkan berkali-kali
"aku sayang kamu" selalu itu yang diucapkan ketika kami selesai bersetubuh

Dia hilang
Hidupku mulai kacau
Bahkan untuk menghubunginya aku tidak bisa
Dia hilang
Tidak tau kemana, kami berbeda kota
Aku tidak tau harus bagaimana
Aku ingin mengejarnya, meminta untuk tetap bersamaku
Tetapi dia pergi dan mungkin tidak untukku lagi

p.s : Dia pasti kembali jika dia memang menyayangimu teman...

Rabu, 05 Oktober 2011

22

ketika semua sengaja dibuat mengabur...

masih terlihat nyata ketulusan



p.s : terimakasih terimakasih terimakasih

orang pertama
orang kedua
orang ketiga
selanjutnya
dan selanjutnya

doa dan ketulusannya :)

Minggu, 25 September 2011

Pandang



tidak terasa sudah 4 tahun, aku sering duduk disini. Memandang lurus kedepan atau bercanda ramai dengan teman-temanku. Tempat ini semakin nyaman, rindang pohonnya kadang membuat kantuk. Yang tidak berubah hanya keadaan lalu lintas diseberang, tetap padat membosankan.


sebentar, sebentar lagi aku diharuskan pergi dari sini. semoga tempat ini selalu nyaman untuk yang lainnya


p.s: siang terik dengan nostalgia

SuperMarket

Datang ketika tempat itu sedang sepi. Harap, merengek, iba, rendah diri memenuhi emosi ruangan ini.
senyap


Wanita berwajah babi mondar-mandir


mengintip kodrat wanita




berharap menjajakan tubuh segar


Kepalsuan yang dibuat-buat


p.s : bosan belanja

Rabu, 21 September 2011

Tiur

Dia si masa lalu datang lagi
Tidak berubah sama sekali
Tetap menawan dengan wujudnya
Berbeda dengan aku
TErtelan gaya kosmopolitan
Berpendar kelam dengan angan-angan
Dia si masa lalu tau aku berubah menjadi liar
Tetapi satu yang dia tidak tau
Aku masih menyimpan cinta untuknya...

"kamu berubah ti, ga kaya dulu"
Aku menghirup dalam rokok ditanganku "kamu memang maunya aku gimana?. Jangankan 5 tahun hitungan detikpun orang bisa berubah"
Aku lalu mematikan rokokku. Sempat beberapa detik aku memberanikan diri memandang pria yang duduk didepanku.
Dia memang belum berubah, masih tampan dengan kesederhanaanya.
Banu yang aku kenal memang sepeti itu, tidak perlu dia menampilkan terlalu terang. Sosoknya sudah sangat menarik.
Tetapi satu yang aku benci, dia terlalu lemah dengan kebaikannya. Banyak kesalahan yang dia timbulkan karena terlalu naif dengan wanita. Padahal wanita bisa saja berbahaya jika dia tidak bertindak sedikit keras.
Walaupun begitu, tetap saja aku takut. Takut perasaanku kembali ada untuk dia, dan memori 5 tahun lalu kembali nyata dipikiranku.

Cerita Singkat Rasa

Hari itu aku bertemu dengannya, pertama kalinya. Ketika dia memblokade jalanku dengan sepedanya, "Permisi" katanya sambil terseyum singkat.Rambutnya yang dibiarkan sedikit panjang, pada saat itu tertiup angin pelan. Membuatnya cukup menarik.
Kedua kalinya aku melihatnya ketika aku menegur temanku, dia ternyata temannya temanku. Aku hanya tersenyum dan dibalasnya senyuman yang sama dengan pertama kali aku bertemu. Aku tidak sadar mulai memperhatikannya, walaupun aku tau aku bukan wanita yang menarik hati pria dengan sekali tatap.

Aku mulai berkenalan dengannya, di sela-sela waktuku beristirahat dari kegiatan formal yang membosankan. Dingin, itu pendapatku pertama kali berbicara dengannya. Hanya menjawab beberapa kata saja untuk pertanyaanku yang panjang. Aku hanya sebatas kagum, tidak mempermasalahkan sedikit arogansinya. Mulai terbuai dalam hayal kebersamaan dengannya.

Ah! Aku mengutuk rasa kagum yang kilat berubah menjadi suka. Memang belum sangat suka, tapi cukup membuatku gila dengan sosoknya. Belum cukup terlalu suka, karena aku masih ingin ada batasan. Tidak mau terlalu memaksakan dirinya untuk dekat denganku. Sadar dunia kami berbeda membuatku lebih tertata. Juga tidak berharap kami seperti hujan dan teduh, yang dapat membuat iri para pelihat.

Aku melihatnya hari ini, terlalu dekat. Kami sama-sama bisu bagai boneka. Hanya duduk saling berhadapan tetapi tidak dapat melihat jelas diri kami satu sama lain, kami berbeda. Aku sendiri tidak tau bagaimana cara bersentuh rasa dengannya. Walaupun hasrat telah menggebu, hanya diam membosankan. Aku bersedih, inikah realita yang aku harap-harapkan, rasa suka yang sakit. Setiap bertemu dengannya hanya ada rasa ambigu. Hah !

Aku menyerah...

p.s: maaf untuk rasa yang tidak dapat dipenuhi

Kenapa Menulis Ini

"kenapa dia melihatku?"

"kenapa dia tersenyum kearahku?"

"kenapa dia perduli denganku?"

"kenapa aku bisa menyukainya?"

"kenapa dia tidak lagi ramah?"

"kenapa dia menyukai temanku"

Jawaban yang hanya bisa diduga-duga, "mungkin" selalu ada di awal kata dalam jawaban.

"kenapa mereka berduaan?"

"mungkin, mereka sedang membahas nafsu"

Selalu, selalu diidentikan seperti itu. Memang tidak ada yang tau jawaban pasti. Karena mereka tidak berada di dimensi sama.

p.s: bosan kenapa

Ideal

ketika berumur 17 tahun
"kapan lulus sekolah?"

Berumur 22 tahun
"kapan lulus kuliah?"

berumur 25 tahun
"kapan nikah?"

berumur 35 tahun
"nanti jadi perawan tua lo..."

Dan banyak tuntutan lainnya bahkan dari orang yang tidak terlalu penting dengan kehidupan kita. Yang lebih ngebingungin lagi mereka yang ikut menuntut bahkan tidak melalui fase itu.
Kadang pengen coba ngomong sama mereka, "memang gampang kuliah" untuk mereka yang menuntut tapi ngga punya kesempatan kuliah
"memang gampang cari jodoh yang bener-bener pas untuk kehidupan berkelanjutan" untuk mereka yang menuntut menikah sedangkan kehidupan pernikahan mereka sendiri hancur.
Atau mau gitu mencari dunia yang ngga terlalu repot sama hal ini hal itu, sesuka-suka kita aja ngejalanin hidup yang memang menjadi batas ideal masing-masing individu.

Rabu, 24 Agustus 2011

Mental Meledak

Ini cerita ketika menjadi sesorang yang aneh. Mencintai dunia yang kasat mata melebihi dunia yang nyata. Menjadikan seorang "stalker" sebagai panutan dan menjadi profesi yang menguntungkan...
oh... ini aneh memang tetapi terlihat normal untuk dia. Takut tau kenyataan, pergi menjauh ketika hampir bersentuhan dengan nyata.
Iba, menghina , terpojok hanya di tertawakannya.
Meledakkk!!! hampir itu mungkin perasaannya, berharap yang berkelanjutan. Tertidur dengan penuh kenikmatan hingga klimaks dengan imajinasi kotor tentang setiap kejadian palsu

Selasa, 23 Agustus 2011

Berharap hilang

Rasanya Marah, putus asa dan kecewa jadi satu
masa aku harus memakinya
masa aku harus mengeyahkannya dulu
masa aku harus mengabaikannya
aku juga tidak ingin dia dipojokkan, aku tidak ingin dia merasa menjahatiku
aku ingin berteriak kepada orang-orang yang menyuruhku membungkam mulutnya
"dia itu temanku !!!"

p.s:aku tidak bisa marah, karena dia temanku. aku sayang temanku. walaupun naif

Jumat, 19 Agustus 2011

Penghukum

"bunuh saja binatang itu"
mereka buru-buru menginjak,memukuli, dan penghormatan terakhir mereka meludahinya
"hey dia masih bernafas !" kata wanita itu sambil menunjuk binatang yang telah tersungkur
"biarkan saja dia mencoba menikmati mautnya" banyak yang menyetujui wanita yang terlihat paling marah.
"selamatkan aku" binatang itu berbicara dengan suara pelan
"menyelamatkanmu?!" wanita yang marah kemudian mendekatinya
"ya maafkan aku" dengan nada memohon
"coba kau ingat-ingat lagi ketika kau mulai menelanjangi aku, kau menyutubuhi aku dengan paksa dan menghilangkan semua harapanku secepat kau melepaskan nafsu birahimu !!!"
dibentaknya dengan kencang bianatng itu
"nikmatilah hukuman untuk binatang yang seenaknya, salahkan dirimu sendiri yang telah menghancurkan seorang normal"
Semua yang melihat tertawa kencang, dan meninggalkan binatang itu.

Senin, 08 Agustus 2011

Kami Para Mata


"mataku sangat susah melihat akhir-akhir ini" mata kecil berbicara cukup keras
"ah diam kau mata kecil! bukankah memang dari dulu kau seperti itu" mata besar menimpali
"tapi tidak separah ini" mata kecil berkeras
"setidaknya kau masih bisa melihat dunia dengan luas mata kecil" tiba-tiba mata indah berkata
"itu tidak sebanding dengan matamu. Banyak dipuji orang" mata besar terlihat iri
"mata kananku memang indah, mata besar. Tetapi lihat mata kiriku" mata kecil dan mata besar melihat ke arah mata kirinya mata indah "hey! kemana mata indahmu yang sebelah kiri?" tanya mata besar dengan terkejut
"mataku di cungkil orang" mata indah mulai menangis
"mengapa bisa seperti itu? kau terlihat cacat. Sayang sekali" mata kecil berbasa-basi
"aku dijadikan saksi mata kebusukan perilaku, maka mataku dicungkil sebagai bayarannya. Padahal aku tidak sengaja melihat hal tersebut, itu bukan salahku" tangisan mata indah semakin menjadi-jadi.
"sudahlah, setidaknya dosamu sekarang hanya setengahnya saja. Tidak seperti kami yang akan terus melihat kesalahan dengan sempurna karena kedua mata kami utuh" hibur mata besar yang disetujui oleh mata kecil.

Petang Bersama Bayangan

"lihat sudah petang sekarang" aku menunjuk langit yang telah berubah bewarna jingga
Tanpa berkata apa-apa dia bergegas pergi. Meninggalkan aku sendiri bersama bayangannya yang masih setia menemaniku.
MEmang aneh, ketika wujud nyatanya pergi, bayanganya yang selalu setia menemaniku. berjam-jam, berhari-hari bahkan setiap malam aku membutuhkan teman. Aku tau, bayangannya saja jauh mencintaiku melebihi dia.
Aku tidak mengeluh, tidak menangis. Aku hanya ingin suatu hari banyangannya bisa bersatu dengan tuannya menemani aku seperti yang dilakukan bayangnyya sekarang.

Rabu, 27 Juli 2011

Absurd

Sore berganti malam gelap
aku duduk disampingmu
kita berada di dunia yang absurd
hitam putih tidak lagi menjadi pijakan
aku ingin kamu membawaku pergi dari sini
aku ingin kamu menciptakan hidupku dengan berbagai dimensi

p.s: ingin dengan yang mengerti dimensi

Sabtu, 25 Juni 2011

Malam Minggu bersama Pancake Disty

sepi tidak lagi menggrogotiku...
ada makanan manis tersaji di depanku...
Yeay !!! Hilang sepi

Jumat, 24 Juni 2011

Sedih Perih Satu

Kalau memang kamu harus pergi
pergilah...
Aku takut hanya mengulang sejarah rasa sakitmu
Aku juga bisa dengan ikhlas kamu semakin pudar di kenyataanku
Kita sama-sama perlahan menjauh
Tidak saling menyakiti
Biar rasa di simpan rapat saja
hanya ingat
"Masing-masing tuhan kita tidak tidur untuk menyatukan kita suatu hari"

p.s :rasa penasaran yang berusaha di hapus

Aku Jatuh Cinta Ketika Hujan


Bulir-bulir hujan semakin deras...
nyaliku yang ingin menerobos semakin menciut
aku takut basah...
dan aku sempat-sempatnya berkata "ah, sial ! kenapa hujan hari ini"
aku diam cukup lama di etalase. Kedinginan dan ingin segera enyah dari sini, tetapi perlahan aku melihat ada sosok itu. Masih bias tetapi semakin jelas, pria kurus dengan jaket hijau toscanya berjalan santai mendekati tempatku berdiri.Dia terlihat tidak perduli basah karena hujan.
Aku melihat sosokmu pertama kali, tidak terlalu menarik secara fisik memang tetapi membuatku suka memandangmu.
OK! hanya 5 menit memang aku memandangmu lekat. Tetapi gravitasi seakan berhenti, ini bukan gombal-gombal menjijikan.
Aku yang membenci perasaan jatuh cinta perlahan luluh dengan senyuman sepintasmu.
Aku yakin suatu hari ketika hujan aku akan menginginkan kesempatan ini lagi...

Jumat, 17 Juni 2011

Aku, Kamu dan hembusan angin

aku sedang lelah...
biarkan aku bersandar dibahumu
tidak usah bersuara
hanya pegang tanganku erat
dan biarkan hembusan angin menidurkan aku sementara
jangan bangunkan aku
aku ingin lelap dibahumu...
aku merasa nyaman hey pria...

Transgender

i still remember that pain
when my penis changes into a vagina
when people call me animal and ignored me
but that's just my past
now... in new place
they call me 'Lady'

Minggu, 29 Mei 2011

Pria Asing dan Gitarnya

Maaf pria, aku memang tidak memperhatikanmu
ketika kamu bernyanyi indah dengan gitarmu
sekali lagi maaf hey pria...
aku tau kamu melirikku tajam ketika mendengar aku tertawa pada saat kamu menyelesaikan lagumu
aku memang terlalu asik dengan duniaku dan dengan teman-teman khayalku

p.s: malam hari diantara kerumunan untuk pria yang menyanyi dengan gitar

Berlebih

terlalu banyak warna membuatku buta
terlalu bising membuatku asing
aku tau pasti ini bukan duniaku
disini banyak mahluk-mahluk yang bahkan aku tidak tau namanya
kadang mereka mengelilingiku
kadang hanya memandangku dari jauh
aku ingin pergi, tetapi tidak bisa
aku dipaksa bergerak mengikuti mereka

Kimiko

kimiko...
pria itu bergumam disampingku
aku lantas menoleh kearahnya
"apa kamu peranakan Jepang?"
aku tidak menjawab hanya balas memandangnya
"apa kamu peranakan Jepang?" sekali lagi dia bertanya
"bukan" kataku sambil menggeleng
dia berlalu dengan tersenyum

p.s: pagi hari dengan para tetua

Rabu, 25 Mei 2011

Bugil

aku bosan berbusana


berlaku manis ketika memakai baju sopan


beretika ketika memakai baju rapi


aku ingin bugil...


berlari dan berkeliling semauku


mengacuhkan wajah-wajah menghina


membiarkan teriakan-teriakan kasar mereka


hanya menampakan tubuh bugilku tanpa busana

Selasa, 24 Mei 2011

Datangkan Cahaya





Lihat wujudku diruang cahaya


abaikan jika hanya ada bias memudar


ajak aku bicara perlahan


aku tau, aku tidak mempesona seperti replika-replika yang kau lihat di jalan


tetapi lihat aku dengan hatimu bukan dengan nafsumu


Minggu, 15 Mei 2011

Pisau

Jangan dekati aku ketika sedang memegang pisau
Kau tidak akan tau apa yang ada dipikiranku
Jangan memanggilku ketika sedang memegang pisau
Karena aku bisa saja menikammu sampai mati
Seperti saat ini, aku sedang kesal...
Pantas saja aku mengejarmu dengan pisau berkilat tajam

Rabu, 20 April 2011

Itu Hanya Lembaran Kertas

Aku baru tau kalau uang itu bisa membuat sesuatu yang buruk menjadi indah, sesuatu yang biasa menjadi istimewa dan sesuatu yang bermental menjadi hina…


Itu hanya lembaran kertas

Minggu, 17 April 2011

Temui aku nanti, di masa depan

Jangan temui aku saat ini…

Aku masih ingin bebas

Aku pun tau kau masih bisa menemukan yang lain untuk menemani hari-harimu

Jangan temui aku saat ini…

Aku takut mengulang masa lalu ketika denganmu dulu

Kita belum ada kesempatan indah

Temui aku di masa depan, aku mohon…

Ketika kita sama-sama siap berpegangan tangan melewati semuanya

Ketika kita sama-sama siap melihat wajah tua masing-masing

Dan ketika kita sama-sama siap dengan sisa waktu nanti

Aku Hanya Bocah

Aku tidak bisa memilih, tetapi kalian masih bisa memilih. Kalian masih bisa hidup lama, sedangkan aku tidak tau kapan akan mati. Aku tau orangtuaku yang menurunkan virus ini, tetapi aku yakin mereka sangat menyesal telah membuatku seperti ini, bahkan mereka meninggal pun karena virus ini.

Tetapi kenapa kalian tega denganku, bocah 7 tahun yang dibiarkan sendiri setelah orangtuaku meninggal. Tidak taukah kalian jika hanya besentuhan denganku, jika hanya bermain denganku, jika hanya menyelimutiku ketika dingin, jika hanya memberikan aku makanan dan jika hanya mengasihani aku tidak akan tertular virus mematikan ini.

Sudah tertutupkah mati hati kalian semua, melihatku bermain hanya dengan ji’i anjingku setiap hari. Dan sudah tidak ada rasa ibakah kalian ketika hari hujan aku meringkuk mencari tempat hangat yang nyaman. Aku benar-benar kesepian disini, hanya ji’i yang menemaniku. Aku hanya bersahabat dengannya, tetapi aku mau bersahabat dengan kalian juga.

Aku hanya bocah, aku membutuhkan teman bermain, orang-orang yang perduli kepadaku, orang-orang yang menyayangiku, aku ingin itu semua. Aku ingin itu menjadi memoriku sampai aku mati nanti. Ayolah… iba sedikit dengan ku, aku berjani kalian tidak akan sama denganku. Sama-sama mempunyai penyakit HIV.

Itu Hanya Sementara

Lagi-lagi hujan gerimis dating tiba-tiba. Aku membawa anakku berteduh di depan toko matrial bangunan yang hanya buka ketika siang hari. Tiba-tiba melintas sepasang suami istri yang terlihat seperti pemulung, suaminya mendorong gerobak yang berisi barang bekas dan tidak hanya itu ada seorang anak lelaki seumuran anakku yang tidur diatas barang-barang bekas itu.

“bu lihat… kenapa anak itu tidur diatas gerobak dengan barang-barang kotor?” Tanya anakku polos yang wajar saja karena dia baru berusia 5 tahun.

“anak itu lelah sayang…” kataku sambil membelai kepala anakku

“kenapa dia tidak tidur dirumah sama seperti aku bu?” tanyanya lagi masih memandangi sepasang suami istri dan anak yang mereka bawa di gerobak

Aku tersenyum dan menjawab, “tahukan kamu nak, bahwa tidak semua orang bisa memiliki rumah. Bahkan hanya untuk sebuah kenyamanan”

Begitulah penggambaran diriku dulu bersama dengan orang tuaku, kami harus sama-sama berlari ketika gerimis mulai turun karena takut hujan lama-lama akan turun dengan deras. Aku menangis karena melihat bapak dan ibu harus merendahkan harga diri ketika berjualan makanan hasil buatan kami bersama-sama. Tetapi aku merasa berbeda sekarang, aku bisa menghadapi cobaan hidup dengan ikhlas.