Rabu, 21 September 2011

Cerita Singkat Rasa

Hari itu aku bertemu dengannya, pertama kalinya. Ketika dia memblokade jalanku dengan sepedanya, "Permisi" katanya sambil terseyum singkat.Rambutnya yang dibiarkan sedikit panjang, pada saat itu tertiup angin pelan. Membuatnya cukup menarik.
Kedua kalinya aku melihatnya ketika aku menegur temanku, dia ternyata temannya temanku. Aku hanya tersenyum dan dibalasnya senyuman yang sama dengan pertama kali aku bertemu. Aku tidak sadar mulai memperhatikannya, walaupun aku tau aku bukan wanita yang menarik hati pria dengan sekali tatap.

Aku mulai berkenalan dengannya, di sela-sela waktuku beristirahat dari kegiatan formal yang membosankan. Dingin, itu pendapatku pertama kali berbicara dengannya. Hanya menjawab beberapa kata saja untuk pertanyaanku yang panjang. Aku hanya sebatas kagum, tidak mempermasalahkan sedikit arogansinya. Mulai terbuai dalam hayal kebersamaan dengannya.

Ah! Aku mengutuk rasa kagum yang kilat berubah menjadi suka. Memang belum sangat suka, tapi cukup membuatku gila dengan sosoknya. Belum cukup terlalu suka, karena aku masih ingin ada batasan. Tidak mau terlalu memaksakan dirinya untuk dekat denganku. Sadar dunia kami berbeda membuatku lebih tertata. Juga tidak berharap kami seperti hujan dan teduh, yang dapat membuat iri para pelihat.

Aku melihatnya hari ini, terlalu dekat. Kami sama-sama bisu bagai boneka. Hanya duduk saling berhadapan tetapi tidak dapat melihat jelas diri kami satu sama lain, kami berbeda. Aku sendiri tidak tau bagaimana cara bersentuh rasa dengannya. Walaupun hasrat telah menggebu, hanya diam membosankan. Aku bersedih, inikah realita yang aku harap-harapkan, rasa suka yang sakit. Setiap bertemu dengannya hanya ada rasa ambigu. Hah !

Aku menyerah...

p.s: maaf untuk rasa yang tidak dapat dipenuhi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar