Sabtu, 21 Desember 2019

Menulis Ditulis

Menulis ...
Mungkin terdengar dan terkesan gampang.
Tapi jangan dikira hal ini mudah di lakukan. Hal berkaitan bercerita atau tulis menulis sudah kusukai dari zaman aku SMP.
Masih ingat jelas waktu zaman SMP, aku bercerita yang bahkan ga nyambung dan ga jelas tapi respon temenku mereka menagih kelanjutan ceritanya besok harinya. Pencapaian pertama yang membuatku bahagia!

Pencapaian selanjutnya adalah ketika aku sedang menulis di kelas waktu zaman kuliah, ketika aku lagi izin ketoilet dengan posisi buku yang aku tulis masih terbuka dan ketika aku balik lagi temen sebelahku bilang, "nad lanjutin dong ceritanya, aku jadi penasaran"
SUPER BANGET KAN!
Belum lagi adik lelakiku yang ga sengaja baca juga di laptop, dia bilang bagus ceritaanya.

Nah urusan PD itu aku juga belum terlalu besar, belum berani untuk aku share ke orang-orang cuma ke temen terdekat aja.
Tapi diantara rintangan itu semua ada yang paling sulit di lewati yaitu MOOD!
Ada beberapa cerita yang sampe sekarang aku belum selesaikan karena mood yang naik turun dan kadang buntu sama arah cerita mau dibawa kemana. Sebenernya sih aku udah nulis kerangkanya pasti cuma bisanya aku harus improve biar cerita ga basi-basi banget kan.
Itulah yang ngebuat aku susah bangettttt untuk selesain padahal udah tau endingnya gimana.

Oh sama satu hal yang aneh tapi in a good way, jadi ada satu cerita yang aku buat entah dari tahun kapan. Judulnya Kinanti, saking aku menghayati untuk penulisan ini. Rasanya aku malah ga mau buru-buru selesaikan ceritanya. Karena jujur aja semua cerita-cerita yang aku buat terutama Kinanti ini adalah moodboosterku terutama ketika aku lagi ngedown banget kaya kemarin. Setelah baca dan lanjut nulis aku jadi semangat :')

Aku pingin banget suatu hari nanti ini ceritaku Kinanti bisa dijadiin film, karena jujur aja cerita Kinanti ini cerita tentang kaum marjinal. Yang memag salah satu topik yang kusuka adalah mengangkat tentang kaum marjinal.
Bagaimana mereka menjalani hidup, penolakan dalam hidup sampai menemukan cinta dikehidupan.
Karena memang semua berhak mendapatkan cinta.


Rabu, 18 Desember 2019

Bebas !!!

Bebas...
Itu kata yang akhirnya aku rasakan juga.
Bebas dari hubungan toxic yang sering membuatku insecure.

Hubungan Toxic... sering sih aku denger kata itu dan sering juga baca-baca bagaimana isi hubungan itu. Tapi ga nyangka juga kalau akhirnya mengalami itu sendiri.
Ga ada hubungan yang dimulai dengan hal yang tidak indah.
Sama sepertiku, semua dimulai begituuu manis...
Kejutan romantis, kata-kata sayang, perilaku yang membuat berbunga-bunga.
Tapi itu semua fatamorgana untuk hubungan yang tidak sehat.

Iya... hubungan ini hanya bertahan sekitar 3,5 bulan.
Dipertengahan aku mulai merasa tidak nyaman, lelah seperti harus berjalan lebih cepat dari biasanya yang padahal tanpa aku sadari ya aku hanya berjalan di tempat.

"kalau memang dia sayang, dia akan serius mengikat dengan komitmen"
Kalimat itu yang disampaikan oleh salah satu teman priaku sebagai masukan. 
Bagaimana ga, selama hampir berbulan-bulan dia ga juga menyatakan arah hubungan ini kemana. 
Cuma teman tapi we act like a lovers.
Ya cewe mana yang mau bertahan di ketidakjelasan gini ya, mungkin kalau zaman kita sekolah masih mau senang-senang ga apa-apa.

Sampai akhirnya aku yang menanyakan, seperti salah satu prinsip hidupku.
Aku ga mau dan ga bisa maksa seseorang untuk stay sama aku...
dan dengan besar hati kalau dia memang cuma mau temenan ya ga apa-apa but stop act like a lovers.
Tetapi tanpa diduga dia menyatakan "kita pasangan".
OK aku pikir semua akan jauuuhhhh lebih baik dari segi komunikasinya yang dia suka ilang-ilangan, dari frekuensi ketemuan kita yang seminggu sekali dan setiap weekend dia selalu alesan ga bisa. 

Ternyata GA!
Lebih parah... dia bisa berhari-hari ilang ga ada kabar sekalinya berkabar dia ngajak nonton.
Setiap diajak ketemuan untuk sekedar ngobrol dia ga mau.

I feel like, he torture me slowly :(
Dalam seminggu aku hanya merasakan kebahagian dengan dia 1 hari, bukannya aku mau maksa dia untuk ketemu setiap hari. Aku tau dia juga lagi ada keperluan lainnya begitu juga aku.
Tapi ga berhari-hari juga hilang ga ada kabar. 
Kalau memang setengah hati, kenapa ga ngomong. Setidaknya Gentlemen gitu yaa, face the problem and finish it.
Kalau gini seperti cuma dia aja yang punya perasaan.
Selama 2 minggu aku merasakan kebanyakan sedih, tidak dihargai sebagai pasangannya aku mengambil langkah tegas. Yah kalau disuatu hubungan, cuma satu yang ngerasa nyaman, apa itu disebut hubungan?

Aku yang menyelesaikannya...
Dengan menyusun kalimat penuh pertimbangan biar dia ga salah paham atau tersinggung. Akhirnya aku kirim dan ga sampe 2 menit dia bales dengan kalimat yang jujur menyakitkan.
Aku bener-bener merasa ga dihargain bukan lagi sebagai pasangan tetapi sebagai perempuan.
Sounds Lebay? Sounds Drama?
Ga menurutku, karena disini melibatkan perasaan. Dan mungkin kalau dia pikir aku drama karena perasaanya ga sebesar aku ke dia.

Sebenernya kekecewaan terbesarku adalah, I thought i know him very well
Ternyata ga, kita kenal udah cukup lama tapi karena 3,5 bulan harus menjadi asing.
ya tapi aku ga mau playing victim ya, mungkin memang ada yang ga match sama aku. 
Dan mungkin memang dia masih menikmati waktu sendirinya yaa seperti alasannya.
Atau mungkin masih ada luka yang belum sepenuhnya sembuh.

Inilah akhirnya...
Tapi disetiap kejadian pasti ada hikmahnya ya.
Aku jadi lebih terbuka sama Ibuku, aku tau teman-teman deketku memang tulus dan ga pernah bosan mensupport bahkan mereka ga mau aku nangis lagi.
Aku pun kembali semangat nulis !!! :')

Yah...
Semoga ini sama-sama jadi pembelajaran. Untuk bisa lebih sabar dan ikhlas...
Aku berharap sih dia bisa lebih berani menghadapi masalah kedepannya.



Sabtu, 26 Oktober 2019

Lagi-lagi

Aku tau hanya tuhan yang bisa mengerti pengaturan semesta dan isinya.

Hari ini kami bisa saling rangkul sayang sambil mengucap rindu
Tetapi tidak selang sehari, kami bisa menjadi asing

Rasa ini berulang-ulang, hingga tercipta lelah dan kecewa dengan sang pencipta.
Aku tau, tidak dibenarkan.

Aku bingung
Bercerita tetapi tetap kosong
Membayangkan dia tetap akan tertawa dan menjalankan harinya dengan biasa saja membuatku muak, kenapa hanya aku yang merasakan seperti ini.

Aku masih mencari tau bagaimana solusinya, disatu sisi masih enggan membuka pembicaraan karena terakhir aku yang ditinggalkan.

P.s : aku lelah

Kamis, 24 Oktober 2019

Si Muram (babak 1)

Aku mencuri dengar malam itu :
Percakapan 2 sahabat 

Si Muram membagi cerita dengan Si Penyimak.

Saat ini si muram sedang dekat dengan si Penikmat. Sangat dekat hingga telah berbagi sentuhan walaupun belum berbagi nafsu.

Ini pertama kali si Muram berani dan mau berbagi sentuhan. Berpelukan serta membiarkan si penikmat menciumi tangannya hingga si Muram pun semakin mempererat pelukannya.
Tapi entah mengapa si Muram merasa sedikit tidak dijalur yang benar, dia mengaku ke si Penyimak.

"Aku mulai melebihi suka cenderung nyaman, tetapi aku takut kami bias oleh nafsu"

Si penyimak mengangguk mengerti arah kata perkata si Muram.
Ia pun menjabarkan,
"Tidak ada yang salah oleh sentuhan, dimulai rasa nyaman lalu merasa sayang. Tetapi nafsu memang selalu menyelinap. Jadi wajar saja"

Si Muram pun bimbang...
Apa rasa rindu kedepannya memang rindu dengan si Penikmat atau haus sentuhan yang bisa dipenuhi.


Rabu, 10 Juli 2019

Datang Pergi

Fase kehidupan
Hari ini datang bisa saja besok diharuskan pergi.
Itu yang aku alami...
Ketika waktunya pergi atau ditinggalkan dulu mungkin terasa kesal, marah dan sedih berlarut-larut

Saat ini aku mencoba berpikir mungkin ini saatnya...
tidak semua bisa kita miliki harus ada yang dilepaskan jika memang ternyata digariskan bukan milik kita
Lebih teliti menelaah dan lebiberbesar hati untuk mengikhlaskan...

Jika suatu saat diharuskan kembali pasti kembali

p.s: Semoga tuhan selalu menyertai keikhlas para kami

Selasa, 04 Juni 2019

2011

Perempuan Lugu dan Biru

Panggilanku yang disematkan olehnya kala itu 

2011 bukan waktu yang sebentar
Aku rindu dengan semua kejadian hidupku ditahun itu.

Di tahun sebelum aku pergi meninggalkan segala tetek bengek kampus dan tentu saja Pria Abu-Abu dan Vespanya sendirian.

Rasanya sesak sendiri
Hari-hari kini jauh berbeda

Didekati mahluk self center
Dikelilingi jejalan pekerjaan
Dihidupi rasa bosan

Ini hanya cerita sambil lalu, jika bukan ditulis bisa kuceritakan secara langsung dengan siapa lagi.
Aku pun mengutuk telah melihat sosial media yang seharusnya tidak dilihat terlalu dalam karena cukup kelam.