Senin, 26 Juli 2021

Overthinking

Siapa yang masih menjadi orang yang overthinking?

Hahaha, kalau masih ayo kita tos bersama! 

Berasa susah ga sih untuk jadi orang yang pikirannya bebas.

Hati-hati karena hampir semua penyakit berasal dari pikiran yang ga sehat (ditambah gaya hidup pastinya).

Beberapa kali aku berobat ke dokter, kaya dari otot tengkuk kaku sampai kerasa migrain dan yang terbaru panic attack. Diagnosa pun tepat, karena aku terlalu banyak memikirkan hal-hal yang kadang belum terjadi atau suatu hal yang sudah terjadi tapi dengan status menggantung. Kalau kata dokterku, aku terlalu banyak memikirkan "Romantika Kehidupan" Hahaha. Obat pun dikasih juga yah paling obat pusing, vitamin dan obat penenang.

Nah sampai ada teman yang memang melabeli aku orang yang overthinking. 

Sebenernya ini sudah pola pikir yang aku anut dari kecil, bukan berarti aku bangga dan ini bagus ya.

Mungkin beberapa kali jadi hal yang bagus karena kita bisa menghasilkan pikiran one step ahead tapi itu kalau beneran udah kejadian. Nah yang salah kalau misalnya kita berandai-andai dan kita pikirin itu sampai jauh. Sesek sendiri...

Saat ini aku mencoba pelan-pelan mengurangi hal itu, karena ya selain bikin sakit itu juga bikin super stress! 

Hal yang coba aku lakukan sekarang adalah memakai teknik afirmasi positif (ditambah doa pastinya) dan beberapa kali berhasil!!!

Jadi bagi yang mau mencoba cukup coba dalam hati menyebutkan secara spesifik kata-kata yang  memang bisa menguatkan kita. Ini akan mengkoneksi alam sadar dengan alam bawah sadar.

Teknik ini aku dapet dari seseorang yang memang positif dan dia juga meyakinkan pikiran positif akan menarik hal positif juga ke kita.

p.s : Terima kasih untuk dokterku, Dokter Gunawan. Baik dan lucu 😉

Pakaian

 Pernah ada kan ya istilah, "Pakaian mempresentasikan diri"

Jadi aku mau sedikit cerita soal istilah itu. Kemarin waktu aku ada keperluan untuk bolak balik ke RS jadi disaat yang bersamaan aku dan kakak berjuang mengatur emosi kami karena yang masuk ICU itu Ibu. 

Kebayangkan kalau ya pada saat itu kami bener-bener ga mood yang mesti all out dari muka kucel abis mandi langsung ke RS dan baju pun kami pakai baju yang memang disiapin cuma ya ga niat asal keliatan ga lecek ditambah kami pilih pake sendal jepit karena mau simpelnya aja. 

Disaat itu, kami ngerasa ada beberapa orang yang ga terlalu respect sama kita. 

Nah sampai akhirnya, semua mulai membaik. Mood kami sudah lebih baik, kami memutuskan berpakaian rapi dan pantas. Kaka memakai kemeja dengan celana jeans dan tentunya sepatu sedangkan aku kemeja, wastra dan sepatu. Disaat itulah kami merasakan perbedaan. Yang bisanya pihak-pihak kurang respect jadi lebih baik.

Disini ga mesti berpakaian bagus atau fancy. Cukup rapi dan pantas karena percaya deh first impression orang kalau ketemu dari penampilan. Bukan juga gila hormat yaa, tapi ini sebagai pelajaran kami juga.

Sedikit banyak yaa bener adanya pakaian mempresentasikan diri kita 😊

Senin, 12 Juli 2021

My Safe Person

Pernah ga sih ketemu seseorang yang kita anggap "safe person" ?

Ya, itu terjadi sama aku. Jadi kejadiannya ga diduga sama sekali.
Jadi kejadian ini terjadi ketika aku berlibur di suatu kota yang memang menyimpan banyak kenangan banget buat aku. 
Long story short, aku ketemu sama satu orang yang memang menyenangkan. Kami ketemu dua kali dan aku merasa itu waktu yang bener-bener berkualitas, karena dari segi obrolan yang yah berbobot ya.

Lalu kejadian yang ga diduga terjadi, di suatu pagi buta jam 04:00AM. Aku mendadak kena panic attack, aku ga tau kenapa dan itu bener-bener pertama kalinya.
Kebangun dari tidur, aku ga bisa nafas terus tangan super dingin, gemeter dan kesemutan. 
Disaat itu pikiranku hanya minta tolong ke orang itu, selain karena aku tau dia tidurnya pagi dan aku merasa memang dia yang bisa bantu aku.
Sayangnyaa ketika aku telpon ga aktif, disitu aku udah nangis parah karena aku takut kalau aku kenapa-kenapa ga ada orang yang bisa bantu aku.

Dan tuhan maha baik... setengah jam dia ngubungin nanya kenapa aku telpon. Disaat itu aku telpon sambil nangis-nangis (kalo dipikir sekarang ko malu-maluin ya 😅)
Tau respon apa yang bikin aku semakin yakin, he's a nice person... Dia mau datang untuk temenin aku.
Dia temenin aku, dia menghibur aku dan dia bener-bener bantu aku untuk cooling down.
Itu cerita garis besarnya...

Dari situ aku mulai berpikir kaya dia itu seperti "My Safe Person". Bagus kan...
Tapi at the same time, ga tau kenapa aku takut.

Kenapa Takut?

Karena aku takut tergantung sama orang ini yaa, aku takut tergantung sama seseorang. Ada beberapa kejadian yang menyadarkanku kalau at the end of the day, kitalah yang harus bisa ngembaliin semangat kita, kitalah yang harus bisa mengatur semua dalam hidup kita.
Jadi aku belum dapat jawaban apa yang harus aku lakukan, suka tapi takut itu yang ada saat ini 😶