Rabu, 26 Desember 2012

Abu Hampir Pecah

Bingung...
Pasti terlintas ketika melihat penggambaran ini.
Berikan aku satu dua pertanyaan saja, maka akan aku jawab secara panjang lebar.

Memang bukan rasa yang biasa untuknya, aku tidak akan repot-repot duduk berlama-lama disebelahnya.
Bernapas satu ruang dengannya.
Menghabiskan waktu dengan gelagatnya.

Indah...
Tetapi itu juga yang menyayat pelan-pelan.
Menggoda manis, ketika terjaga.
Mengikis tajam ketika tertidur.

Jangan berpikir buruk tentangnya!
Dia bukan pria yang pernah meniduriku.
Dia bukan pria dengan sejuta kata manis memuakan.
Dia juga bukan pria dengan kejutan beralas busuk.
Dia hanya pria kaku dengan rambut yang dikibarkan angin.

Dia berpuitis dengan caranya yang abu...

Kamis, 20 Desember 2012

Distorsi Persepsi Waktu

Aku ingin rasanya menulis surat yang ditujukan kepadanya pagi ini.

Semua berawal ketika rasa ingin tahuku yang besar untuk mengintip apa kabarnya hari ini.

Sialan!

Seperti layaknya anak-anak remaja melabeli dirinya gaul, aku menyebut diriku galau.
Yah tidak perduli rasa macam apa itu, aku hanya ingin ada pengakuan kata.
Melihat, memandang dan bahasa lainnya yang mendeskripsikan visual, dia tidak berubah.
Seperti terdistorsi persepsi waktu.

Kamis, 22 November 2012

Beautiful Runaway

Please, Take Me Away from 'Etalase'

Life Like Model
Promotion Girl
Sephia People

Rabu, 07 November 2012

Ajakan Biru

Halo dunia Abu-abu...

Aku rindu denganmu
Coba sebentar, aku hitung sudah berapa lama kita tidak bertemu

...
...
...

ah persetan! yang aku perdulikan hanya aku benar-benar ingin kau disini.
Tolong ajarkan aku lagi, mengendarai kendaraan masa lalu

Tuhan tidak akan murka karena kita bertemu
Yah... walaupun tuhanku dan tuhanmu berbeda

Aku juga masih menyimpan foto waktu itu, foto kita berdua
Duduk berdua memandang satu titik dan tertawa
Walaupun aku sempat cemburu ketika kau hampir terpana dengan itu

Mari kita bertemu lagi, kali ini kita habiskan waktu sampai bosan bercengkrama

p.s : Ajakan Biru :'(  (071112:05.06PM)

Senin, 05 November 2012

Sepi Karena Redup

Dia membuat ramai sekitarnya
Entah dengan tulus atau tidak
Ditantangnya pula aku menari telanjang

"Hanya aku yang melihat" katanya dengan senyum lebar
 
Lalu hening...
 
Dia menghilang
Wujudnya tidak terlihat
Tawanya yang kering tidak terdengar
Cahaya sekeliling meredup



p.s : Si Pandai selusup

Minggu, 04 November 2012

Yes, it's me

pict : google.com

Baca Ketika Hampir Tertidur

Aku menemukan bacaan penuh makna ketika mengurus skripsiku tepat setahun yang lalu di kantor Komnas HAM



ini buku yang paling aku suka
ini beberapa isi gambar dari buku 'MENGHADANG MENTARI pun TAK PEDULI'


























p.s :041111

Berpisah dengan Damai

Lampu taman mulai menyala satu per satu, walaupun hari belum gelap.
Aku masih menunggunya disini, duduk sendiri dengan hembusan lembut angin sore.
Aku melihat jam ditanganku, dia terlambat lagi seperti biasanya

"hai, maaf sekali aku baru datang. Jalanan macet sekali"
Dan seperti biasanya entah dia berkata jujur atau tidak, aku hanya tersenyum mendengarnya.
"duduklah" aku memintanya duduk disebelahku
Sempat aku memandangnya beberapa menit, pria ini yang telah menemaniku selama hampir setahun. Aku menyayanginya, dan jujur saja ini pertama kalinya aku dapat menyayangi seseorang.

“apa yang ingin kau bicarakan, sayang?” dia memandangku dengan wajah penasarannya yang khas
Terlalu berat aku ingin mengatakan apa yang ada di pikiranku.
“Aku ingin kita sampai disini saja” Aku mengatakannya dengan tertunduk
Dia terlihat kaget dan segera mendekatkan diri kepadaku

“kenapa?” tanyanya memaksa
“Taukah kau, selama ini kebiasaanmu belum berubah. Kau masih menikmati kebohongan-kebohongan yang kau buat” jawabku tanpa berani memandangnya

Dia terdiam mendengar jawabanku.

“Ya, maafkan aku. Tetapi itu hanya kebohongan kecil” dia berkata pelan
“Kebohongan kecil tetap akan membuatku tidak akan percaya denganmu sepenuhnya” kataku berkeras.
“aku bisa berubah, ayolah… aku bisa seperti yang kau mau”
“berubahlah bukan karena aku tetapi karena kau sendiri” aku segera berdiri
Dia memelukku erat dan terus memohon.

“maafkan aku, semoga kita menemukan kembali jalan untuk bertemu lagi” kataku berbisik dan membalas pelukan eratnya lalu beranjak pergi.
Ya, terlalu berat melepaskan dia. Aku menyayanginya, tetapi aku memang tidak bisa bertahan dengan kebohongan yang disengaja.
Aku berjalan pelan, meninggalkannya sendiri. Sempat terdengar dia memanggilku, tetapi aku terus berjalan dan menahan rasa sedihku.

p.s : no one can survive with liars…

Mahluk Absurd

Entah mahluk apa itu
Berteriak lantang "masa lalu adalah sampah!"

Aku berpikir mahluk itu begitu angkuh
Hidup tidak mempunyai masa lalu
Terbentuk merasa sempurna dan memandang lurus kedepan segera menghapus yang lalu

Taukah kau
Kami masa lalumu itu bukan sampah
Kami yang memenuhi kehidupanmu dan memberikan tambahan nilai pikiranmu

p.s: Berwajah Setengah 040912

Senin, 22 Oktober 2012

Komentar lalu lalang


Hentikan ikut campur kalian!

Bosan dikomentari antara aku dan tuhanku.

Tau apa kalian, hubunganku dengan tuhan.

Memang kalian bisa menghitung kadar kecintaan, keintiman dan kepercayaanku.

Urusi saja kalian yang merasa benar dan lurus

 

p.s : Komentar lalu lalang

Jumat, 05 Oktober 2012

23


Terimakasih untuk 23

Sabtu, 22 September 2012

Gelap

Aku terlambat hampir 15 menit.
Aku tidak perlu bersusah-susah mencarinya, dia duduk dekat sekali dengan jendela yang menghadap kejalan.
Dia sedang menghirup pelan kopinya dan tidak perlu bersusah-susah juga membaca situasi hatinya, mukanya menampakan kemarahan yang ditahan.
“maaf, hujan lebat sekali” kataku singkat dan memanggil pelayan untuk memesan teh hangat.
“kenapa?” dia meletakkan kopinya dimeja
Aku menyalakan rokok menutupi kegelisahanku  dan berusaha  tersenyum tenang
“Aku bisa menerima keadaanmu apa adanya”
“seperti apa?” kataku menantang
“Aku bisa melupakan semuanya, berjalan denganmu dari awal”
Aku tertawa kecil

“Asal kau tau, aku tidak pernah membiarkan rasa cinta hadir disetiap malam aku menemani tidur tamuku dan membiarkan mereka pergi setelah habis birahi. Cinta hanya untuk wanita naïf”

“Jadi kau memang tidak merasa berbeda denganku?” katanya berusaha memegang tanganku yang segera aku tepis.

“kalau kau berbeda, sudah kukembalikan semua uangmu tadi malam” Aku mengacuhkannya.
Kami  berdua sibuk dengan pikiran masing-masing cukup lama. Aku menikmati setiap hiapan rokokku dan dia meminum kopinya sambil sesekali memandangku cukup lama.

“apakah kau benar-benar tidak mencintaiku?” dia memecah kebisuan.

“aku mencintaimu pada saat malam saja tidak ketika pagi ataupun sore hari” Aku meminum teh yang baru saja disajikan didepanku.

“maksudmu?” nadanya sedikit memaksa

“malam begitu gelap bagiku, semuanya terlihat baik karena aku tidak bisa melihat keburukanmu”
Dia bergegas pergi dengan kasar, guratan kemarahan semakin terlihat nyata diwajahnya ketika pergi. Bahkan tanpa mengucapkan apapun.
Aku menghabiskan tehku, dan beranjak pergi juga. Berjalan menembus hujan yang masih setia dengan lebat. Beruntung sekali hari perpisahan ini hujan lebat, karena aku terlalu takut air mataku terlihat dengan orang-orang yang sedang berteduh.
“Aku mencintaimu ketika pagi dan soreku juga telah menjadi gelap” Aku membatin

P.s : Rindu Hujan

Rabu, 12 September 2012

Bangku Merah


Aku memandang bangku itu cukup lama
Sampai akhirnya aku berhenti memandangnya, ketika ada sepasang entah suami istri atau kekasih yang duduk mesra disitu.
Aku ingat 2 tahun yang lalu
Ketika kita sering duduk di bangku itu hanya untuk memandang senja
Tidak layaknya seperti sepasang kekasih pada umumnya
Kau tidak membelai mesra rambutku, kau tidak mencoba mencumbuku, kau tidak memperlakukan aku murahan.
Tentu saja aku kadang bertanya, apakah yang kau pikirkan.
Walaupun aku senang, rasa kita masih murni.
Sampai suatu hari, tiba-tiba kau mencium keningku.
“aku menyayangimu” katamu tersenyum
Kau pergi, coba saja kau bisa bertahan sebentar lagi.
Mungkin kita akan duduk bertiga, aku, kau dan anak kita.
Aku memang tidak memaksamu untuk terus bertahan, aku mengerti rasa sakitmu.
Aku sudah merelakanmu karena memang sudah seharusnya begitu.

P.s : Bosan Ditempat 120912-3:37PM

Senin, 10 September 2012

Pria Bersiaran

Seharusnya dari awal saja aku menyadari.
Mengejar-ngejar sama seperti wanita lain
Mahluk yang tidak sebegitu tampan, tetapi memang menarik.
Dia berjalan angkuh, memberikan rangkulan manis kesetiap wanita yng memujanya.
Memilih wanita berfisik indah
Ah… Memuakan
Kutinggalkan saja dan kembali bersikap biasa
P.s : Pria Bersiaran Terusik 09/09/12

Kamis, 06 September 2012

YuHo-san

Aku ingin menangis...
Mengucapkan sampai jumpa lagi, dan meyakini diri untuk bisa bertemu lagi.
Memang bukan cinta, tapi hanya rasa suka.

P.s: YuHo-san :'(

Minggu, 29 Juli 2012

Realitas

"Hhhh..." Sudah hampir kesekian kalinya aku menghela nafas.
Bosan berjejal dengan manusia realitas lainnya disenja seperti ini, selalu berlomba-lomba menguasai jalan untuk cepat sampai ke rumah.
Begitu pula pagi hari, aku mencoba mendahului matahari yang masih malas berbagi sinar.

"oh ayolah, cepat sedikit" gerutuku dengan bis yang aku tumpangi.
Aku ingin cepat tidur, cepat esok, cepat akhir pekan.

Kehidupan semakin berubah, semakin berat beban yang datang.Sama seperti keadaanku saat ini.
Aku tidak bangga dengan keadaanku sekarang. Memang, aku mempunyai pekerjaan yang bisa di inginkan orang lain. Bekerja digedung tinggi yang bagus, berkelas tetapi jemu.

Sama menjemukan dengan hubunganku dengan seorang pria, dia telah beristri. Ingat! aku tidak pernah mengatakan bangga dengan keadaanku ini.
Hampir setahun aku menjalani hubungan itu.

Tidak ada yang tahu keadaan itu,begitu indah. Sama dengan anak-anak remaja mengalami jatuh cinta. Aku memberikan semuanya, semuanya!
Tetapi lama-lama aku merasa dia mencintaiku hanya untuk malam-malam yang kita habiskan bersama.
"Maafkan saya, besok kita tidak bisa bertemu. Ada acara keluarga" jawabnya ketika kami selesai makan malam bersama.
Aku hanya tersenyum, memaklumi.

***

Aku merasa bebas, aku berjalan ringan. Melihat lampu-lampu jalanan yang mulai menyala satu-persatu.
Aku meninggalkannya. Membiarkannya menjalani kehidupannya yang seperti dulu. Begitu juga dengan aku.
Terakhir kali aku hamil dan dia berjanji akan menikahiku. Akan dengan bangga menunjukan bahwa aku juga bagian dari kehidupannya selama ini.
Tetapi ketika dia mengetahui aku mengalami keguguran, dia mulai enggan bertemu denganku lagi.
Maka aku meninggalkannya.
Aku menciummnya terakhir kali, "jagalah istrimu dan anakmu"

P.s: Cardigan Biru di keseharian.



Jumat, 20 April 2012

Penggitar Semu

Aku melihat suatu acara musik. Ada salah satu kelompok yang sedang bermain musik dengan wanita pada vokalnya.
Tetapi bukan wanita itu yang menjadi perhatianku, melainkan pria yang bermain gitar. Dia terlihat memainkan gitar dengan tatapan kosong, tetapi alunan yang keluar dari gitarnya terdengar manis.
Aku merasa nanar mendengarnya, tetapi ini tidak mendayu murahan.
Dia tidak bergeming ketika mendengar sorak sorai penonton, masih menyelami setiap petikannya.
"dia sedang satu dengan alunan irama rupanya"

p.s: Malaikat tanpa kepala

Minggu, 15 April 2012

Limbung

Sudah hampir 1 tahun aku menikah dengannya, tetapi masih saja aku belum sepenuhnya bisa mencintai suamiku. Pertemuan dengannya secara tidak sengaja yang mendekatkan kami.

Aku ingin jujur, aku memang tidak pernah mencintainya dari awal. Aku mencintai bapaknya. Siapapun akan kaget mendengar pernyataanku ini.

Bapaknya masih terlihat gagah walaupun sudah berumur setengah abad, memakai kacamata dan berwajah simpatik. Entah, sudah berapa lama aku menyukai bapaknya.

Sampai akhirnya aku dapat bertemu muka waktu malam itu. Seperti biasa bapak terlihat menarik, aku semakin menyukainya. Dan aku mencari kesempatan untuk berbicara dengan bapak, aku menikmati setiap menit yang kita lewati. Tetapi sayangnya, dia datang. Dia pria yang menjadi suamiku, datang mengaburkan setiap waktu yang aku usahakan untuk bapak.

Perasaanku campur aduk ketika bapak datang kepadaku menyampaikan niatnya untuk menjadikan aku menantu. Ingin rasanya aku berteriak, "aku menyukaimu pak, bukan anakmu". Aku menyanggupinya, aku berpikir agar bisa terus dekat pula dengan bapak, malam itu aku menangis sekeras-kerasnya. Keluargaku merasa heran, bukankah seharusnya aku bahagia.

Setiap harinya rasa cintaku semakin besar dengan bapak, bukan rasa cinta antara anak dan orangtua. tetapi rasa cinta untuk seorang pria. Aku berusaha untuk menutupi itu dengan berpura-pura sayang dengan suamiku. Aku selalu senang ketika dimana ada acara berkumpulnya keluarga. Suamiku bersyukur karena dia mengira aku bisa menyayangi bapaknya sama dengan menyayangi dirinya.

Malam ini sungguh kejadian yang tidak dapat diduga. Ketika aku datang mengunjungi bapak, rumah terasa sangat sepi. Ibu mertuaku sudah lama meninggal, sehingga bapak hanya tinggal dengan pembantu rumah tangga dan tukang kebun.

Aku melihat bapak duduk di teras belakang rumah. Duduk meminum kopinya. Dia tersenyum ketika melihatku. Kami berbicara banyak hal, sampai akhirnya dia menanyakan tentang keturunan. Aku berusaha menahan tangisku, aku ingin menyampaikan rasaku yang sudah lama aku rasakan.

Bapak diam, ini sangat aneh. Aku tidak sengaja menyampaikan perasaanku barusan. "Saya juga menyukaimu" katanya pelan tanpa menatap mataku. Tangisku langsung mendera begitu saja.

 ***

Sentuhan lembut bibir bapak masih terasa nyata, padahal kejadian itu sudah beberapa tahun berlalu. Aku menyimpannya begitu rapat.
Sekarang bapak sudah terbujur kaku didepanku, sebenarnya aku ingin pergi menyendiri. Aku terlalu perih melihatnya. Tetapi aku diharuskan melakukan peran sebagai istri yang baik, berusaha menguatkan suamiku yang bersedih ditinggal bapaknya.

Aku orang yang terakhir ingin pergi beranjak dari sisi pembaringan terakhirnya. Aku ingin menaburkan bunga yang sangat harum dan membisikan "Aku Masih Mencintaimu Pak".

p.s: Karisma Pria tua itu "M.N"

Jumat, 13 April 2012

Malaikat Untukku

"KEPARAT!!! sudah 2 malam kau tidak membayarku"
Aku mendengar ibuku berteriak tepat disebelah kamarku, dan hal ini sudah biasa bagiku.
Rumah sewaan yang tidak besar terbuat dari kayu, membuatku gampang mendengar bunyi sekecil apapun.
Ibuku tunasusila, bukan rasa bangga aku mengatakannya. Tetapi bukan pula rasa benci ketika aku mengatakannya.

Setiap malam aku mendengar lenguhan-lenguhan ibu bersama entah pria mana yang tidur bersamanya. Aku tidak merasakan sesuatu yang menjijikan, tetapi aku merasakan setiap lenguhan itu merupakan tangis ibuku yang tersamar. Bagi kau semua, ibuku bagaikan jalang yang kotor dan patut dihina. Bagiku ibuku merupakan malaikatku.

"biarkan saja orang mengatai ibu apa atau memperlakukan ibu seperti binatang. Mereka tidak tau apapun, mereka buta dengan khayalan hidup sempurna" kata ibuku suatu hari ketika aku menangis karena ibuku baru saja di hina.

Ibuku terpaksa bekerja seperti itu, asal kalian tau. Bukan karena keinginannya untuk bersetubuh terlalu besar. Bapak yang merupakan tukang ojek telah meninggalkan kami, alasannya mau mencari kerja didaerah lain. Klise, lalu dia hilang seterusnya tidak kembali. Jika kau bertanya, bencikah aku dengan bapak. Entahlah... yang jelas dia membuat ibuku menjadi hina di masyarakat.

Dibalik itu semua, ibuku tetap seseorang yang lembut, dan sangat melindungiku. Masih aku ingat dengan jelas, ketika ibu mengantar jemput aku bersekolah. Menggendongku jika kelelahan, membelikan minuman dingin ketika aku kehausan. Bahkan menampar seorang pria ketika mengatakan memilih aku untuk ditidurnya, lalu ibuku mengusir jauh-jauh.
"Akan kubunuh kau jika mendekati anakku" kata-katanya terdengar manis sekali.

Pernah suatu hari aku bertanya,
"masikah ibu mencintai bapak?"
Ibu tidak menjawab pertanyaanku dengan lisan, tetapi dengan air mata.

p.s: Melalui waktu

Selasa, 10 April 2012

Let Me Erase You

"Lupakan aku segera"

Entah sudah berapa kali kau mengatakan itu kepadaku. Disetiap sela percakapan kita. Dan berkali-kali juga aku berkata kepadamu.
"Biarkan hatiku menghapusmu perlahan, ini tidak bisa dipaksakan"
Tidak sedikit yang menganggapku bodoh, tetapi aku memang seperti yang mereka tidak ketahui. Aku orang yang keras dengan perasaan dihatiku. Hanya kau yang mengerti itu, dan itu sebabnya aku tidak berharap yang lain untuk mengerti.

Percakapan kita biasanya memang seputar keseharian, kita yang berada dikota berbeda. Aku memang menikmati setiap percakapan kita, terutama jika kau menyelipkan candaan mengenai sifatku yang belum berubah. Tanpa kau bisa lihat, aku tersenyum gembira disini.

Tetapi beberapa aku dan dia beradu argumen yang berujung kesal. Seperti biasa, dia selalu berkata bahwa kita masa lalu yang harus menemukan masa depan.Tidakkah dia mengerti, masa lalu dapat menjadi masa depan jika kita menginginkannya.

Dia memang tidak tahu, setiap dia berkata seperti itu. Perasaan hatiku sedih, saat ini aku tidak memaksanya untuk menjadi seseorang disampingku lagi. Kita hanya bertemankan, hanya itu. Aku senang.

Hatiku berkeras tetap menyediakan ruang untuk dia, dia untuk mengisinya kembali jika suatu hari kami bertemu. Tetapi jika suatu hari kami memang tidak pernah bertemu lagi, ruang itu akan tetap menyisa walaupun mungkin menjadi ruang kecil yang kusimpan rapat.

Biarkan kita menikmati percakapan yang mengalir, biarkan hati kita menuju kemana, biarkan hari kita berbeda tanpa harus memaksa hilangkan rasa.

p.s: Ruang untuknya, 'P'

Minggu, 08 April 2012

Intermezzo SD

Aku sekolah dasar di daerah yang waktu itu belum semaju sekarang, Samarinda. Ngga berarti terasing juga sih.

Waktu zaman aku SD itu fase kehidupan sekolah yang ngga terlalu banyak kesannya. CUma memang ada yang bikin lucu kalau sekarang inget lagi :D

Fase lucu, sedih, dan biasa aja yang selalu diinget :
1. Dulu di SDku suka aneh, masa stiap pagi suka ada "pup" ditengah-tengah lapangan upacara. Ngga tau siapa yang sampe ngga tahan dan "pup" di situ.

2. Pernah sok-sokan bikin geng, cuma diajak sma geng saingan buat gabung. Jadi bingung, akhirnya malah ngga masuk kemana-mana. Haahaha

3. Pertama kalinya suka banget sama cowo ^^. Pas kelas 4, dan kaka kelas itu beda 1 tahun inisial namanya G. He's so handsome, with bright smile. hahaha

4.

5. Ada desas-desus yang bilang di kelas paling pojok, ada lukisan pahlawan yang matanya bisa bergerak terus bau melati

6. Becandain satpam dengan manggil Mr. Black gara-gara bapak itu berkulit gelap, hehehe. Sampai sekarang aku ngga tau nama asli bapak itu.

7. Bangga banget ikut drumband, ikut parade keliling kota Samarinda bawa-bawa alat musik senar dengan wajah full make up. _ _'

8. Pas perpisahan, sedih banget ngga bisa ikut paduan suara karena dateng telat.

Ok itu beberapa fase yang masih aku inget. Semoga semua temen-temenku masih inget, sehat dan reuni nanti :D

Hi :)


Haaaa... sudah lama ngga update.

Semoga semua masih suka ya dengan cerita yang ada di blogku :D

Rabu, 15 Februari 2012

Hilang Hari Ini

Ketika sedang berada menjadi si miskin kita kan merasa gampang kehilangan. Seperti aku saat ini, aku khilangan sandal yang biasa aku pakai.
Mungkin bagi si kaya, itu hanyalah sandal biasa. Tidak terlihat istimewa.
Tapi bagiku itu sangat istimewa, ayah membelikanku ketika mendapatkan rezeki yang dikumpulkannya bertaruh dengan penyakit jantungnya.
Maka menangislah aku tadi, "dimana?, Bodoh sekali," dan banyak kata-kata yang hanya aku ulang seharian, termasuk mengutuk diri sendiri. Tetapi itu tidak membantu sama sekali.
Pulang dengan berbekal rasa takut yang luar biasa, telah terbayang. Ayah memarahiku, bahkan tidak mau berbicara lagi denganku.
"Berhati-hatilah kau lain kali nak, itu sudah bukan rezekimu lagi" katanya halus, bahkan langsung menawariku makan malam.
Tampaknya ayahku sudah sangat mengenal aku dengan baik, aku memang orang yang terlalu gampang tergesa. Atau memang seperti itu naluri orang tua yang akan aku rasakan juga nanti.

p.s: :(

Selasa, 31 Januari 2012

Mimpi Kelam yang Manis

Ini, sekarang, masih terlalu pagi untuk aku bangun.
Pagi buta yang dingin, yang memberatkan mata orang-orang dan masih nyaman bersembunyi dibalik selimut.

Tetapi berbeda dengan aku, pagi buta ini aku terbangun.
Mataku langsung terasa segar.
Taukah kau yang disana, mungkin yang baru saja tertidur.

Aku memimpikanmu tadi, yang sontak membuatku menyelami sisi kelabu yang manis sesaat.
Bukan mimpi yang indah memang, bahkan kau sudah memiliki orang lain. Yang kau pegang tangannya, kau berikan kata manis yang sebenarnya kau jarang seperti itu.
Aku merindukanmu pria, aku tidak ingin bertemu dengan kau yang saat ini.

Aku hanya ingin bertemu kau yang kemarin, saat kau sempat mengajakku menyusuri jalan malam dengan binar lampu jingga dengan vespa yang sangat kau sayangi itu.
Aku benar-benar merindukanmu...

P.S: ketika teringat dengan cameo lalu

Minggu, 29 Januari 2012

Menangkap sebuah "S.Ikom"

Baiklah, jangan terlalu suram. Kali ini aku akan membahas bagaimana perjuangan untuk menangkap suatu gelar yang diharapkan. Dengan langsung ke inti cerita tanpa berbasa-basi berusaha memperlihatkan bahasa yang pintar tetapi hanya sebatas itu.

Dimulai dengan pengajuan judul, dan penulisan skripsi yang membutuhkan waktu 2 bulan. Selama waktu 2 bulan itu aku harus bolak-balik Komnas HAM karena pembimbingku bekerja disana. Waktu tidur, kepala yang serasa dipress dan mental yang meledak-ledak selama aku melakukan penulisan itu. tapi alhamdullilah banyak banget dukungan dari sodara-sodara, temen-temen, dan orang sekitarku.

Selesai dengan waktu 2 bulan, tibalah waktu sidang untuk hasil skripsiku tepatnya tanggal 26 Januari 2011. Seminggu sebelumnya, lima hari sebelumnya, dan 2 hari sebelumnya aku ngerasain perasaan deg-degan yang LUAR BIASA (Ini seriusan). Puncaknya pada sehari sebelum hari H, melakukan apapun rasanya males dan ga enak. Ujung tangan dan ujung kaki berasa dingin, aku banyak belajar dikamar, bahkan ga makan sampai akhirnya bener-bener gemeteran. Puncaknya aku nangis! selain karena rasa takut, kemarin itu ibuku ngga ada di rumah.

TEPAT hari H. Berusaha tenang, karena dapet doa yang disuruh baca sebelum masuk sama ibu. Presentasi kadang tersendat-sendat gara-gara lupa beberapa kata, sesi tanya jawab ok, dan voila!!! Nilai A didapat, alhamdullilah :D

Jadi sebenernya ketakutan berlebihan, ga sebanding waktu dilakukannya. hehehe...
Ayo semangat semuanya, terus belajar, berusaha dan berdoa.

p.s: Terimakasih untuk semua yang membantu aku, i love u all :*

Jumat, 20 Januari 2012

Samar

"Aku sudah tidak punya perasaaan dengannya"

Aku berusaha selalu berpikir itu jika bertemu dengannya. Bahkan aku juga mencoba mengalihkan rasa.
Oh pria yang sedikit kemayu...
Berhasil dengan waktu singkat, melambungkan tinggi asa.
Dan berhasil juga mengubur dalam harapan.

Namanya Samar

Sesekali aku memang berharap bertemu dengannya, tetapi lama-lama aku muak.
Namanya, wajahnya, kepalsuannya menyesakkan.
Jika boleh aku meludah diwujudnya.

Sepertinya dia senang bermain denganku.
Dia dengan sengaja memaksa masuk kesekelilingku.
Tertawa nyaring bertopeng bahagia.

Sepertinya dia senang melihat aku muram.
Lalu aku pergi, dengan tangis yang tertahan.

p.s: siap-siap terbodohi

Berharap Ramai

Entahlah... malam ini aku sedang bosan.
Duduk berdiam di sudut kamarku yang bercahaya cukup terang.
Hari sudah cukup malam memang, tetapi mataku masih membulat segar.

Diluar sepi, cenderung senyap.
Sudah tidak ada lagi orang berlalu lalang.
Semua takut udara jahat, mereka mengaku seperti itu

Tetapi cobalah keluar, temani aku.
Kita ramaiakan malam, riuh agar semua terbangun.
Berpesta, sampai esok matahari kembali terik.
Lalu kita tertidur, lelap.

P.s:insomnia?

Dengarlah

Sudah aku bilang, pulanglah ketika petang.

Lolongan anjing liar pun sudah mulai terdengar.

Tidak heran , kau digigiti mereka.

Bukan hanya anjing liar saja, tetapi mahluk lain ikut menggerogotimu.

Maka dengarkan aku sekali saja.

Kamu tidak akan pulang dengan tubuh yang setengah utuh seperti ini.

Orang hanya bisa bersedih, tetapi tidak bisa mengembalikan semuanya.

P.s: ketidakjelasan

Rabu, 11 Januari 2012

Pria bermain "Mobil-mobilan"

Aku datang terlambat ke tempat yang sudah dijanjikan. Ketika aku sampai disana, aku sudah melihatnya duduk disudut gelap.

"maaf, aku terjebak macet tadi" aku menegurnya

"tidak apa-apa, aku juga senang dengan kesunyian ini" matanya masih terpaku melihat kearah gelas yang ada didepannya

"apa yang kau sedihkan?" tanyaku

"aku seperti mobil-mobilan baginya" jawabnya, tidak menangis tetapi hanya berwajah sendu

"apa maksudmu?" terkadang aku bingung dengannya

"ya, aku seperti itu. masih ingatkah kau, ketika aku menceritakan pria yang sedang ada selalu di hatiku?" dia melihat langsung kemataku. aku hanya mengangguk, karena aku sangat ingat dengan jelas.

"beberapa hari yang lalu dia menjauhiku tiba-tiba. Aku sendiri tidak tau apa salahku. Aku mengerti sekarang"

"mengerti apa?" aku benar-benar tidak mengerti

"dia akan menyanjung jika dia suka, akan menyimpan jika dia bosan, akan mengambil kembali jika ingin memainkannya, dan akan mencapakannya sebagai barang tua jika sudah tidak ingin" dia berusaha untuk terlihat kuat.

Aku diam, ini titik klimaks sahabatku.


p.s: Don Juan Pemabuk


Minggu, 01 Januari 2012

Tahun Baru

SELAMAT TAHUN BARU :D

Haahaa... setelah sekian lama, "mengacangkan" blog ini ada sedikit hasrat untuk kembali menulis. Banyak kejadian yang sudah dilewati ditahun kemarin, sama seperti manusia lainnya rasa senang sedih kecewa marah dan putus asa telah dilewati.

TERIMA KASIH 2011

Aku juga minta maaf kalau di 2011, banyak menyebalkan. Haha

Cheers…