Senin, 08 Agustus 2011

Kami Para Mata


"mataku sangat susah melihat akhir-akhir ini" mata kecil berbicara cukup keras
"ah diam kau mata kecil! bukankah memang dari dulu kau seperti itu" mata besar menimpali
"tapi tidak separah ini" mata kecil berkeras
"setidaknya kau masih bisa melihat dunia dengan luas mata kecil" tiba-tiba mata indah berkata
"itu tidak sebanding dengan matamu. Banyak dipuji orang" mata besar terlihat iri
"mata kananku memang indah, mata besar. Tetapi lihat mata kiriku" mata kecil dan mata besar melihat ke arah mata kirinya mata indah "hey! kemana mata indahmu yang sebelah kiri?" tanya mata besar dengan terkejut
"mataku di cungkil orang" mata indah mulai menangis
"mengapa bisa seperti itu? kau terlihat cacat. Sayang sekali" mata kecil berbasa-basi
"aku dijadikan saksi mata kebusukan perilaku, maka mataku dicungkil sebagai bayarannya. Padahal aku tidak sengaja melihat hal tersebut, itu bukan salahku" tangisan mata indah semakin menjadi-jadi.
"sudahlah, setidaknya dosamu sekarang hanya setengahnya saja. Tidak seperti kami yang akan terus melihat kesalahan dengan sempurna karena kedua mata kami utuh" hibur mata besar yang disetujui oleh mata kecil.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar