Rabu, 29 September 2010

Disamakan


"aku disamakan dengan pelacur yang sering ditidurinya" katanya dengan tawa diiringi air mata kepedihan
ya, sungguh ironis menurutku. Semua ketulusan yang dilakukan, dibayar dengan hinaan dari seorang ksatria pengecut.
"bagaimana kau tau hal itu?" kataku memastikan
"ketika suatu malam dia mengajakku untuk bermalam ditempatnya. Yang akhirnya aku tau, dia sering mengajak seorang pelacur langganannya untuk bermalam." Dia menyeka air matanya
"Lalu apa yang kau katakan setelah itu?"
"aku menolaknya tentu saja, dan aku tidak perlu mencacinya pria laknat. Yang aku lakukan hanya menatapnya iba. Karena dia tidak akan pernah hidup dengan kehormatan" katanya berusaha tegar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar