Rabu, 27 Oktober 2010

Dia

Malam ini gerimis kecil seakan tau keadaan hatiku. Ya aku baru saja dikhianati, dan aku baru saja bergulat dengan keegoisan seorang manusia.
Aku mencoba meneggelamkan perasaan gundah dengan tertawa keras, dan kembali merasa kosong ketika tawa itu reda.
Dan malam ini ketika aku sedang duduk muram tiba-tiba duduk pula seorang pria tidak berapa jauh dari tempatku.
"aku tau suasana hatimu" dia berkata pelan sambil menghembuskan asap rokoknya
Aku hanya memandangnya, dan sedikit merasa aneh dengan pria itu. Dia membalas pandangan tanyaku dengan senyuman.
"kau berbicara denganku?" tanyaku memastikan
"tentu, dengan siapa lagi aku berbicara. Hanya ada kau dan aku disini"
"apa maksudmu tau tentang perasaanku?" Kataku sedikit tersinggung dengan perkataannya
"jangan marah dulu, aku bukannya ingin tau urusanmu. Tetapi wajahmu menampakan seperti itu"
Beberapa saat aku hanya diam, kembali lagi aku ingat perasaan sakit yang masih nyata dipikiranku.
"segampang itu ya, membaca keadaan hatiku" kataku dengan senyum getir
"ya... aku pun sering seperti itu. Aku sering lari dari keramaian agar tidak ada yang mengetahui keadaan hatiku yang sedang buruk, aku takut mereka dapat menebak dengan mudah"
"aku dikhianati" entah mengapa aku dapat berbicara dengan terbuka dengannya, yah aku tau padahal aku baru saja mengenalnya.
"aku juga tau pasti rasanya dikhianati" Katanya dengan senyum yang jujur saja menenangkan bagiku
"sudahlah...jangan dipikirkan lagi. Kau hanya perlu bersikap baik dengannya" lanjutnya
"untuk apa?, bukankah dia telah menyakitiku" aku tidak setuju dengan pendapatnya
"buatlah dia berpikir bahwa tindakannya salah" jawabnya singkat lagi-lagi diiringi senyumannya.

P.s: malam itu 02/09/10

Tidak ada komentar:

Posting Komentar