Minggu, 03 Januari 2016

Rumi

Rumi berjalan gontai.
Kesadarannya timbul tenggelam.
Perasannya sudah tidak terasa.
Dia lalu berhenti sebentar di perempatan jalan, hanya untuk mengatur napas yang susah dihirup dari tadi.
Dia habis melacur...
Dengan pakaian utuh sama seperti kemarin.
Hari ini terasa berbeda bagi Rumi.
Dia mendapatkan kabar bahwa suaminya di kampung meninggal.
Dia sudah menangis diam-diam tadi malam, tepat ketika menyuguhkan tubuhnya ke pria setengah baya haus birahi.
Dia kembali mengingat-ingat, kenangan pertama bertemu suaminya.
Berawal dari pasar malam yang ada di kampungnya.
Rumi yang kala itu masih remaja, saling bertukar senyum.
Lama-lama rasa cinta
Mereka dipisahkan oleh keadaan Rumi
Niat menjadi orang kota, Rumi sekeluarga pindah meninggalkan kampungnya.
Mereka bertemu lagi
Tepat ketika Rumi telah menjadi penjaja tubuh
Seorang pelacur dan pedangan asongan lampu merah
Ketika tahun ke empat pernikahan mereka
Si suami terpaksa kembali ke kampung karena sakit
Dengan menyembunyikan dusta, Rumi berjanji berhenti melacur
Saat ini dia malu, berhadapan dengan jasad suaminya dengan tubuh bekas gerayangan pria lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar