Kamis, 27 Juni 2013

Saka

Aku terikat janji.
Janji yang akan menarikku pelan-pelan menuju dunianya.
Aku harus menepati, ini tekadku.
Tidak mudah tapi aku berusaha semuanya terwujud.
Mau tidak mau aku mengorbankan satu persatu yang ada, untuk membuatnya berdiri.
Lihat saja! aku akan berhasil... sayang.

---------------------------------------------------------------


Pagi-pagi sekali aku datang ke kantornya ini. Memang masih terlihat sepi. Baru ada seorang cleaning service yang sedang menyapu di dalam. Aku mengetuk pelan pintu masuk yang terbuat dari kaca ini. Sontak membuat pria itu mendatangiku.
"selamat pagi bli" sapaku ketika dia membukakan pintu
"selamat pagi mbak" balasnya ramah dengan logat Bali yang kental
"kantornya belum buka ya bli? kalau saya boleh tau jam berapa bukanya?" 
"sekitar jam 10 mbak, orang-orang baru akan datang"
Aku melirik jam tanganku, hampir 2 jam aku harus menunggu.
"baik, saya kembali lagi nanti. Terimakasih bli" 

Aku datang ketempat ini dengan harapan dapat membangun restaurant itu. Gambaran konsep yang sudah nyata di kepalaku.
Sudah lama aku ingin membangunnya di kota ini. Sama seperti permintaannya, yang aku anggap seperti permintaan terakhirnya.

"selamat siang, maaf menunggu lama" kata salah satu pria yang berjalan paling depan
"siang, tidak apa-apa. Saya yang terlalu cepat datang kesini" kataku menyalami mereka satu persatu.
Ada 3 pria di depanku, memakai pakaian yang sama rapihnya dengan gaya yang berbeda-beda. terutama pria yang satu itu, dilihat sepintas pun memang terlihat paling berbeda. Karena selain terlihat jelas darah yang mengalir pasti bukan hanya dari Indonesia tetapi entah percampuran negara mana dan kenyataanya dia adalh actor film pendek yang pernah diputar di Tanah Air.
Sekali lagi, bukan karena dia aku datang kemari. Tetapi karena aku melihat berbagai foto yang ada di salah satu website resmi mereka.
Hampir 2 jam  kami membicarakan konsep restaurant hingga budget yang aku miliki untuk membangunnya. Aku memang bukan orang kaya yang bisa seenaknya bisa membuat restaurant high class yang akan di datangi juga hanya untuk kalangan high class. Bukan itu yang aku mau, aku mau semua merasakan masakan restaurant itu dan juga suasananya.

"Mbak Daliana, kapan kita bisa meeting lagi? saya yakin team kami akan dengan senang bisa mengajak mbak ketempat yang telah kami design, sebagai bahan refrensi" tanya Hansa si actor itu
"kira-kira minggu depan ya Pak, saya harus kembali ke Jakarta besok. Tapi nanti saya hubungi team Saka untuk confirm kapan pastinya kita bisa meeting lagi" Aku memang harus memeriksa ulang semua scheduleku.
"baik mbak, kami harap. Kami bisa membantu mbak Dali untuk mendesain restaurant itu ya" Kata Sonny salah satu team dari mereka.
"Makasi ya atas waktunya, saya harap juga begitu" kataku lalu berpamitan.

***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar