Kamis, 12 Agustus 2010

Berbicara Dengan Batu

"maaf sekali lagi aku datang, dengan membawa air mata ini" katanya ketika mendatangiku sore itu
"tidak apa, bukankah kita sahabat?" kataku meyakinkannya
Dia menatapku sambil tersenyum lemah.
"Aku benci dengan keadaan seperti ini" matanya menerawang
"keadaan yang seperti apa?"
"dia... aku benci dengannya"
"bukankah kau menyukainya" kataku sedikit bingung
"ya, semula aku memang menyukainya. Tapi perasaanku semakin lama semakin berubah. Sejak dia dapat membaca pola pikirku, sejak dia dapat dengan mudahnya mengetahui bahwa aku selalu membutuhkannya dan dapat dengan mudahnya pula dia datang dan pergi semaunya" Dia mulai terisak kembali
"tidakkah kau mencoba untuk berbicara dengannya?"
"dia tidak mau mendengar, dia tidak mau melihat, dia tidak mau berbicara. Yang dia mau hanya diam di pikirannya saja"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar