Selasa, 24 Agustus 2010

Manekin

Aku memperhatikan wanita muda itu berdiri cukup lama di depan tokoku. Ya, toko kecil yang menjual pakaian murah yang mungkin hanya digunakan jika terpaksa. Awalnya aku tidak keberatan dengan kebisaan wanita muda itu, tetapi lama-lama aku sedikit penasaran apa yang sedang dia pikirkan ketika memperhatikan tokoku.
Seperti hari ini, dengan udara yang cukup terik, aku melihatnya berdiri diseberang jalan. Dan tidak seperti hari-hari biasanya, wanita itu mendekati tokoku.
" ada yang bisa saya bantu nona?" kataku menegurnya ketika dia berdiri tepat didepan etalase dengan manekin-manekin wanita
"mungkin saya akan bahagia jika menjadi salah satu manekin itu..." katanya dengan mata yang tetap terpaku kearah manekin
"maaf?" jujur saja aku sedikit bingung dengan kata-katanya
"ya, saya ingin menjadi salah satu dari mereka"
"mengapa anda ingin seperti itu?" aku yang kembali bertanya karena masih tidak dapat mengerti dengan pembicaraan ini
"saya lelah menjadi manusia normal, jika saya menjadi salah satu dari mereka. Saya tidak perlu menangis dan mengiba jika kesusahan, dan seolah selalu bahagia dengan senyuman"
"tapi ada satu kekurangannya nona..."
"apa?" dia menatapku
"mereka tidak punya perasaan, tidak seperti kita manusia normal"
"hahahaa... saya sudah tidak perduli dengan perasaan. Lihatlah mereka, mereka disukai oleh orang-orang jika menggunakan sesuatu yang indah, dan diremehkan jika menggunakan sesuatu yang buruk. Tetapi mereka masih dapat tetap tersenyum dan menerima semuanya karena mereka tidak punya perasaan untuk marah ataupun sedih. Saya ingin seperti mereka" Katanya tegas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar