Selasa, 05 April 2011

Aku Pembunuh

“kamu tidak boleh membenci bapakmu,” banyak orang yang berkata seperti itu

bahkan ada yang berkata “pantas saja kamu dihukum”

Aku hanya tertawa mendengar mereka berkata seperti itu. Aku memang membunuh bapak kandungku, membakarnya hidup-hidup ketika dia sedang terlelap tidur. Aku tidak merasa menyesal karena membunuhnya. Dan aku tidak memperdulikan omongan mereka yang mencelaku, mereka tidak tau apa alasanku membunuh.

Dibalik wajah ramah bapakku terhadap orang lain, dia pria jahat yang suka menyakiti ibuku. Terkadang aku pun menjadi sasaran kemarahannya, dia sering melempar barang ke arah kami jika kami melakukan kesalahan. Dia mengatai ibuku wanita jalang. Seperti malam itu sebelum aku membunuhnya, dia memukuli ibuku dengan sangat kasar. Dia melempari ibuku dengan masakan yang ibuku masak dan tidak hanya itu dia menyiram ibuku dengan kopi yang baru saja aku buat. Aku marah dan aku merasa saatnya aku membuatnya merasakan apa yang aku rasakan selama ini di dalam hati, tetapi dia harus merasakan dengan fisiknya.

Aku menyiramnya dengan minyak tanah, saat itu ibuku sedang pergi keluar. Ketika dia terbakar dan berteriak meminta tolong aku hanya melihatnya dengan tatapan puas. Aku senang karena tidak akan ada lagi yang menyakiti ibuku.

"maafkan ibu nak, tidak bisa membuatmu menjadi wanita yang kuat dan tegar. Dan membuatmu menjadi pembunuh" kata ibuku ketika menjengukku dalam penjara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar