Sabtu, 17 April 2010

Logat

Ya aku mungkin masih kental dengan logat Kaltim, logat-logat bahasa banjar gitu dan aku kadang memang memakai bahasa yang baku. Yang memakai “kah” disetiap akhir pertanyaan, yang memakai “naa” kalau ngomong (bukan bermaksud sok imut dengan bahasa bayi kaya sekarang exemple: ini siapa na?”) hahaha bukan begitu. Tapi kadang-kadang aku suka sebel dengan orang-orang yang menghina, mendzalimi (berlebihan sii..hhehe) mereka suka ngetawain aku yang ngomong dengan logat kaya begitu. Tapi harap di mengerti dengan setiap orang dan aku juga, kalau orang yang sudah lama tinggal disuatu daerah akan susah melepaskan logat ataupun kebiasaannya. Jadi menurut aku, aku tetap akan berbahasa kaya begitu walaupun aku sudah pindah ke Jakarta, karena menurut aku ngga berarti pindah ke Jakarta aku akan langsung ngomong gaul-gaul gitu. Bahkan kalau sama teman-teman yang sudah dekat aku ngebahasainnya “aku-kamu” walaupun cowo. Dan ngga perduli juga kalau mereka membalas dengan “lo-gw”
O ya belum lagi kalau aku kadang pakai bahasa baku, kaya belum lama ini aku mau bilang makasi dengan temanku udah kasih tau hal tentang ujian dan tugas, aku bilang “makasi ya informasinya tentang tugas” eh temanku malah ketawa..haha aku juga jadi bingung memang kenapa ya, ngga taunya mereka ngetawain aku yang pake bahasa baku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar