Malam ini dia datang lagi...
Sudah kami putuskan hampir beberapa tahun ini
Kami mengasingkan masa lalu
Seperti diatur yang mengatur
Ketika hampir lepas, kami kembali terkait
Sedikit rasa bosan dariku... kenapa tidak terikat sekalian atau bias lebih baik
Seperti kemarin sore
Dia datang di mimpiku dan memberikanku 2 anak
Sepasang...
Wanita yang tertua dan Pria yang muda
Ketika terbangun, aku setengah muak
Kami diam-diam diikat...
p.s: Po... Dia menyelusup lagi
Senin, 21 Oktober 2013
Kamis, 17 Oktober 2013
Keciri
Pria berdarah Jawa yang kental
Berkulit sawo matang yang menarik
Tutur kata yang merendah
Dia bukan pria yang memberikan manis kata-kata
Entah ini sebuah jatuh cinta atau hanya menyukainya sesaat
p.s : Keciri bukan nama dia yang sebenarnya, namanya lebih indah dari pada Keciri
Berkulit sawo matang yang menarik
Tutur kata yang merendah
Dia bukan pria yang memberikan manis kata-kata
Entah ini sebuah jatuh cinta atau hanya menyukainya sesaat
p.s : Keciri bukan nama dia yang sebenarnya, namanya lebih indah dari pada Keciri
Jumat, 23 Agustus 2013
Pria Satir
Hari ini hari jumat...
Bukan Jumat yang menyenangkan seperti jumat-jumat lainnya.
Karena hari ini aku harus menguapkan secepatnya perasaanku dengan kau.
Wajah yang biasa saja, hanya sikap dan sifat yang sangat membuat muram hilang.
Ah entahlah... jatuh cinta denganmu itu tanpa sebab.
"Aku senang kau mendapatkan yang bisa satu" kataku waktu itu
Bahkan tanpa ragu aku juga mendoakannya.
Tetapi memang tidak gampang sayang...
Ketika semuanya harus di relakan dan di lupakan.
Walaupun semuanya masih terlalu tajam gambarannya.
Tidak... tentu saja aku tidak menarik kata-kataku itu
Ini fase yang memang biasakan? pada akhirnya aku juga bisa hanya melihatmu sepintas lalu dengan kenangan yang disimpan rapi.
Kau bukan lelaki satir...
Bukan Jumat yang menyenangkan seperti jumat-jumat lainnya.
Karena hari ini aku harus menguapkan secepatnya perasaanku dengan kau.
Wajah yang biasa saja, hanya sikap dan sifat yang sangat membuat muram hilang.
Ah entahlah... jatuh cinta denganmu itu tanpa sebab.
"Aku senang kau mendapatkan yang bisa satu" kataku waktu itu
Bahkan tanpa ragu aku juga mendoakannya.
Tetapi memang tidak gampang sayang...
Ketika semuanya harus di relakan dan di lupakan.
Walaupun semuanya masih terlalu tajam gambarannya.
Tidak... tentu saja aku tidak menarik kata-kataku itu
Ini fase yang memang biasakan? pada akhirnya aku juga bisa hanya melihatmu sepintas lalu dengan kenangan yang disimpan rapi.
Kau bukan lelaki satir...
Minggu, 30 Juni 2013
Takut Bermimpi
Sudah lama aku tidak menceritakan tentang kau.
Maaf... bukannya dengan mudah aku berhenti menyukaimu
Aku terlalu takut, jika terlalu sering aku bercerita tentang kau.
Aku kembali dihantui sosokmu berupa mimpi-mimpi.
Itu mengerikan, kau datang lalu berbicara padaku bahkan tertawa bersama dan dalam hitungan detik ketika aku membuka mata kau hilang dan semua kembali semu.
Aku percaya memang kau tidak memantraiku, atau hal kotor semacam itu.
Tetapi sedikit saja aku berani membayangkanmu atau menyebut namamu
Dengan pasti kau akan ada di mimpiku.
Hal itu menjadi panggilan tersendiri buatku menemuimu.
Kemarin mungkin hal itu sangat menyenangkan buatku.
Tetapi sekarang itu momok.
Aku tidak mau lagi bertemu denganmu dengan cara itu.
Maaf... bukannya dengan mudah aku berhenti menyukaimu
Aku terlalu takut, jika terlalu sering aku bercerita tentang kau.
Aku kembali dihantui sosokmu berupa mimpi-mimpi.
Itu mengerikan, kau datang lalu berbicara padaku bahkan tertawa bersama dan dalam hitungan detik ketika aku membuka mata kau hilang dan semua kembali semu.
Aku percaya memang kau tidak memantraiku, atau hal kotor semacam itu.
Tetapi sedikit saja aku berani membayangkanmu atau menyebut namamu
Dengan pasti kau akan ada di mimpiku.
Hal itu menjadi panggilan tersendiri buatku menemuimu.
Kemarin mungkin hal itu sangat menyenangkan buatku.
Tetapi sekarang itu momok.
Aku tidak mau lagi bertemu denganmu dengan cara itu.
Kamis, 27 Juni 2013
Saka (2)
Tepat jam 2 aku sudah tiba di Bandara Soekarno Hatta,
bandara memang tidak begitu padat hari ini. Mungkin karena bkan masa-masa
liburan. Teleponku berbunyi ketika aku selesai mengambil tas dan menuju taksi.
“kamu sudah sampai nak?” suara halus ibuku terdengar sedikit
khawatir
“sudah bu, baru saja”
“kamu nda papa nak? Kalo memang nda bisa menjalankan
permintaannya ya nda usah kamu paksakan” Ibuku memang sangat mengerti aku,
perempuan keturunan Jawa yang sangat lemah lembut tetapi tegas. Ketegasan ini
juga yang diturunkan ke aku. Sedangkan bapakku adalah keturunan sunda dengan
percampuran darah oriental.
“bisa bu, Daliani kan sudah janji. Ibu jangan khawatir ya, semuanya
sudah dipersiapkan” Bayangan kejadian yang membuatku mempunyai janji seperti
ini terulang. Aku menggelengkan kepala, berharap semua bayangannya terkubur
lagi.
Perjalanan menuju rumah
terasa begitu lama,kemacetan yang memang tidak akan pernah hilang dan
sudah menjadi stereotype di Jakarta. Jadi aku tidak akan megeluarkan energiku
untuk mencaci jalanan disini. Sudah hampir malam ketika aku sampai dirumah, Ibu yang datang menyambutku ketika aku masuk.
Maklum saja, hanya aku dan ibuku yang tinggal berdua di rumah ini.
“Dali, tadi ada telepon dari Eliana. Kamu nda kasih kabar ke
dia?”
“lupa bu, dari kemarin Dali cuma kasih kabar ke ibu saja”
Bukannya aku sengaja mengacuhkan pesan dari Eliana yang masuk ke handphoneku,
tapi dengan waktu yang sedikit dan penjelasan panjang yang harus aku berikan ke
Eliana membuatku memutuskan membalas pesannya nanti saja.
“Bagaimana hasilnya kemarin? Kapan pengerjaannya nak?”
“belum sampai tahap itu bu, kemarin Dali dan team dari Saka
baru membahas konsep awalnya saja. Rencananya kami harus bertemu lagi, cuma
Dali bingung bu. Kan di kantor juga Dali punya tanggung jawab besar. Bagaimana
ya ini bu?”
Aku memang sangat bingung dengan jadwal-jadwal yang harus
aku sediakan untuk mengurus rencana besar ini, sedangkan di kantor aku masih
punya banyak pekerjaan yang pasti tertunda jika harus banyak meminta cuti.
“nah itu juga yang ibu pikirkan Dali, makanya kemarin ibu
minta kamu jangan memaksakan kalau memang nda bisa. Memang kamu nda bisa
minta sama Eliana yang pergi melihat keadaan di Bali? Atau kalau memang kamu
mau, ibu yang akan bantu mengurus semuanya”
“kalau ibu yang pergi Dali ngga mau bu, Dali ngga mau ibu
kecapean karena hal ini. Nanti coba Dali usahakan untuk minta Eliana membantu” kataku menutup pembicaraan ini. Aku yakin ibu mengerti sikap keras
kepalaku, karena itu ibu juga memilih diam.
Saka
Aku terikat janji.
Janji yang akan menarikku pelan-pelan menuju dunianya.
Aku harus menepati, ini tekadku.
Tidak mudah tapi aku berusaha semuanya terwujud.
Mau tidak mau aku mengorbankan satu persatu yang ada, untuk membuatnya berdiri.
Lihat saja! aku akan berhasil... sayang.
---------------------------------------------------------------
Pagi-pagi sekali aku datang ke kantornya ini. Memang masih terlihat sepi. Baru ada seorang cleaning service yang sedang menyapu di dalam. Aku mengetuk pelan pintu masuk yang terbuat dari kaca ini. Sontak membuat pria itu mendatangiku.
Janji yang akan menarikku pelan-pelan menuju dunianya.
Aku harus menepati, ini tekadku.
Tidak mudah tapi aku berusaha semuanya terwujud.
Mau tidak mau aku mengorbankan satu persatu yang ada, untuk membuatnya berdiri.
Lihat saja! aku akan berhasil... sayang.
---------------------------------------------------------------
Pagi-pagi sekali aku datang ke kantornya ini. Memang masih terlihat sepi. Baru ada seorang cleaning service yang sedang menyapu di dalam. Aku mengetuk pelan pintu masuk yang terbuat dari kaca ini. Sontak membuat pria itu mendatangiku.
"selamat pagi bli" sapaku ketika dia membukakan pintu
"selamat pagi mbak" balasnya ramah dengan logat Bali yang kental
"kantornya belum buka ya bli? kalau saya boleh tau jam berapa bukanya?"
"sekitar jam 10 mbak, orang-orang baru akan datang"
Aku melirik jam tanganku, hampir 2 jam aku harus menunggu.
"baik, saya kembali lagi nanti. Terimakasih bli"
Aku datang ketempat ini dengan harapan dapat membangun restaurant itu. Gambaran konsep yang sudah nyata di kepalaku.
Sudah lama aku ingin membangunnya di kota ini. Sama seperti permintaannya, yang aku anggap seperti permintaan terakhirnya.
"selamat siang, maaf menunggu lama" kata salah satu pria yang berjalan paling depan
"siang, tidak apa-apa. Saya yang terlalu cepat datang kesini" kataku menyalami mereka satu persatu.
Ada 3 pria di depanku, memakai pakaian yang sama rapihnya dengan gaya yang berbeda-beda. terutama pria yang satu itu, dilihat sepintas pun memang terlihat paling berbeda. Karena selain terlihat jelas darah yang mengalir pasti bukan hanya dari Indonesia tetapi entah percampuran negara mana dan kenyataanya dia adalh actor film pendek yang pernah diputar di Tanah Air.
Sekali lagi, bukan karena dia aku datang kemari. Tetapi karena aku melihat berbagai foto yang ada di salah satu website resmi mereka.
Hampir 2 jam kami membicarakan konsep restaurant hingga budget yang aku miliki untuk membangunnya. Aku memang bukan orang kaya yang bisa seenaknya bisa membuat restaurant high class yang akan di datangi juga hanya untuk kalangan high class. Bukan itu yang aku mau, aku mau semua merasakan masakan restaurant itu dan juga suasananya.
"Mbak Daliana, kapan kita bisa meeting lagi? saya yakin team kami akan dengan senang bisa mengajak mbak ketempat yang telah kami design, sebagai bahan refrensi" tanya Hansa si actor itu
"kira-kira minggu depan ya Pak, saya harus kembali ke Jakarta besok. Tapi nanti saya hubungi team Saka untuk confirm kapan pastinya kita bisa meeting lagi" Aku memang harus memeriksa ulang semua scheduleku.
"baik mbak, kami harap. Kami bisa membantu mbak Dali untuk mendesain restaurant itu ya" Kata Sonny salah satu team dari mereka.
"Makasi ya atas waktunya, saya harap juga begitu" kataku lalu berpamitan.
***
Senin, 10 Juni 2013
Dia Rumahku
Dia satu-satunya pria yang nyaman seperti rumah menurutku.
Aku akan berjalan jauh, bahkan terkadang sangat jauh.
Tetapi aku akan ingat kembali dengannya dan kembali pulang.
Dia hangat, walaupun sedikit membosankan.
Dia baik, walaupun terkadang naif.
Tetapi dia menenangkan, aku dengan bebas berbagi tangis tanpa sungkan.
Aku masih ingat ketika pertama kali kami bertemu.
Dia datang bersama temannya kerumahku.
Aku yang melihatnya sepintas dan bertukar senyum dengannya.
Mengenalnya cukup lama, tidak akan membuatmu hilang rasa.
Begitu juga denganku.
p.s: Lagu 'Lana Del Rey-Young and Beautiful' seperti penggambaran dia. Dia tidak mudah berpindah rasa.
Jumat, 07 Juni 2013
Dia menikahi pilihan lainnya
Aku menghela nafas mendengar kabar buruk yang disampaikan adikmu.
Sedih...
Itu yang aku rasakan untukmu.
Aku tau pasti bagaimana perasaanmu untuknya.
Kau begitu berharap dan menyukainya.
Walaupun dia meninggalkanmu untuk pilihan lainnya.
Membuatmu seperti bayangan dan terbelakang.
Apa kau menangis disana?
Apa kau malah tersenyum untuknya?
Aku memang tidak tau, karena kau begitu jauh.
Jika kau sedih, aku harap kau tidak akan terlalu lama menjadi murung.
Menangislah diam-diam, ketika sedang malam.
Legakan dirimu sendiri.
Jika kau bisa ikut bahagia untuknya
Kau memang telah berubah, bisa dengan berbesar hati menerimanya.
Atau jika kau merasa abu-abu, biarkan saja.
Lama-lama kau akan terbisa sampai datang sosok lainnya.
p.s: Po 060613
Rabu, 29 Mei 2013
Hari Kelabu
Aku tidak menghitung sudah berapa kali kita bertemu.
Jika kau merasa aneh mengapa kita sering tidak sengaja bertemu, itupun menjadi pertanyaanku.
Tenang saja sayang, aku tidak akan meyakini ini karena kita akhirnya satu.
Seperti yang telah kita tau, "tuhan kita beda"
Aku bosan dengan kata-kata itu.
Tetapi yang pasti aku selalu senang dengan percakapan kita.
Tertawa sekeras-kerasnya, diam mematung dan berharap senja.
Walaupun pada akhirnya kembali menajadi hari kelabu.
p.s : 280513 Kembali ablu
Senin, 20 Mei 2013
Pesan untuk yang hilang
Sudah lama aku tidak mampir ketempat ini.
Keadannya memang tidak berubah, kedai kopi yang kadang sangat padat dan kadang sunyi.
Aku duduk di sudut yang bercahaya remang. Bukannya aku suka, aku hanya tidak nyaman di tengah kerumunan.
Aku mulai menyalakan rokok, mengisap pelan-pelan yang mereka sebut racun.
Aku masih ingat jelas...
Sebulan yang lalu, dia datang tiba-tiba.
Dengan perkenalan yang kami rasa berdua cukup aneh.
Kami banyak bercerita, bertukar tawa dan menyenangkan seperti teman lama.
Dia mengalihkan perhatianku yang sebenarnya sedang bersedih.
Ya... ini yang menjadi rahasiaku.
Dia pengalih dari rasa sedih ketika ditinggalkan pria dari masa lalu.
Belum sempat aku mengucapkan terima kasih.
Dia hilang...
Tidak ada penjelasan mengapa, kemana dan untuk apa dia hilang.
Kami kembali menjadi asing...
p.s : no regret
Keadannya memang tidak berubah, kedai kopi yang kadang sangat padat dan kadang sunyi.
Aku duduk di sudut yang bercahaya remang. Bukannya aku suka, aku hanya tidak nyaman di tengah kerumunan.
Aku mulai menyalakan rokok, mengisap pelan-pelan yang mereka sebut racun.
Aku masih ingat jelas...
Sebulan yang lalu, dia datang tiba-tiba.
Dengan perkenalan yang kami rasa berdua cukup aneh.
Kami banyak bercerita, bertukar tawa dan menyenangkan seperti teman lama.
Dia mengalihkan perhatianku yang sebenarnya sedang bersedih.
Ya... ini yang menjadi rahasiaku.
Dia pengalih dari rasa sedih ketika ditinggalkan pria dari masa lalu.
Belum sempat aku mengucapkan terima kasih.
Dia hilang...
Tidak ada penjelasan mengapa, kemana dan untuk apa dia hilang.
Kami kembali menjadi asing...
p.s : no regret
Selasa, 23 April 2013
Siklus Dingin
Seminggu yang lalu ada yang datang...
Lalu menghilang tanpa pesan
Dan satu hari yang lalu ada yang datang lagi pengganti si hilang
Siklus ini kadang memuakan.
Membuka tutup hati yang sudah mulai terbiasa dengan kegiatan statis.
Coba saja, masing-masing lebih mau menyelam lebbih kedasar.
Mungkin keadaan tidak akan seperti hari ini, dingin !
p.s: Lelah mengganti 240413
Lalu menghilang tanpa pesan
Dan satu hari yang lalu ada yang datang lagi pengganti si hilang
Siklus ini kadang memuakan.
Membuka tutup hati yang sudah mulai terbiasa dengan kegiatan statis.
Coba saja, masing-masing lebih mau menyelam lebbih kedasar.
Mungkin keadaan tidak akan seperti hari ini, dingin !
p.s: Lelah mengganti 240413
Minggu, 14 April 2013
Gerimis, Daun dan Kenangan
Sore ini dibuka dengan gerimis...
Muram... sama dengan suasana hatiku yang sedang gelap.
Dan seperti daun-daun yang malas berbasah kuyup.
Padahal baru 24 jam yang lalu kita bertemu, menghabiskan waktu.
Bertukar cerita, menertawakan satu sama lain, dan mencuri sentuh.
Tatapan mata yang sama diperuntukan untuk masing-masing.
Setengah hari dengan ikhlas aku biarkan menyusuri jalanan padat mahluk bersamamu.
Bahkan aku membawamu ke dalam sekumpulan orang-orang yang terkadang berpikir picik.
Lalu dengan mudahnya, kau menimpali mereka dengan keluguanmu yang jujur.
Lalu malam ini gerimis mulai berubah menjadi hujan yang lebat.
Sama... aku pun sudah tidak segan menahan airmataku.
Aku teringat ceritamu.
Kau akan pergi jauh, entah kapan kita dapat bertemu lagi.
Kita akan asing kita akan pilu.
Mungkin ada baiknya aku tidak bertemu denganmu.
Bukannya aku tidak mau berteman tulus denganmu.
Tetapi yang kau tidak tau, masih ada ruang yang selalu terbuka untukmu.
Iya... cuma untukmu.
Aku enggan berbagi ruang itu untuk orang lain.
p.s : 130413 Kita bertemu dan kita berpisah. Kosong!
Senin, 01 April 2013
Pencipta Mimpi
Cuaca hari rabu ini sejuk karena sehabis hujan
Kau menemaniku setelah hampir 2 tahun kita tidak bertemu.
Kita berbicara tentang banyak hal
Wangimu, caramu berbicara dan yang paling aku suka adalah caramu menatap mataku ketika aku bercerita.
Tetapi entah kenapa lama-lama perbincangan kita kering sayang...
Sekeliling mulai menciptakan jarak untuk kita
Perasaan gelap juga sudah mulai menciptakan kesedihan
Aku ingin menghabiskan waktu denganmu, hanya berdua.
Karena aku tau tidak akan ada lain waktu untuk kembali bertukar cerita.
P.s : 270313 Pencipta mimpi
Kau menemaniku setelah hampir 2 tahun kita tidak bertemu.
Kita berbicara tentang banyak hal
Wangimu, caramu berbicara dan yang paling aku suka adalah caramu menatap mataku ketika aku bercerita.
Tetapi entah kenapa lama-lama perbincangan kita kering sayang...
Sekeliling mulai menciptakan jarak untuk kita
Perasaan gelap juga sudah mulai menciptakan kesedihan
Aku ingin menghabiskan waktu denganmu, hanya berdua.
Karena aku tau tidak akan ada lain waktu untuk kembali bertukar cerita.
P.s : 270313 Pencipta mimpi
Kamis, 21 Maret 2013
Rindu Lagi, Mimpi Lagi, Ingin Lagi
Ibuku mendatangiku malam ini...
Beliau sedih melihat keadaanku, sayang.
Aku hidup dua tahun lebih dahulu daripada kau
Aku tau kau tidak mati, kau masih ada.
Tapi kau tidak pernah terlihat dan selalu mengambang damai dengan abu-abumu.
Aku juga bingung saat ini.
Disetiap bisik-bisik aku mencoba mendengar jelas apa pesanmu.
Dan disetiap bayang-bayang aku selalu suka dengan caramu melihat tajam, tersenyum singkat dan membawa imajinasiku jauh.
Jatuh cinta bukan pertama kali untukku...
Tetapi menggila dengan jiwa gila!!!
p.s : rindu lagi, mimpi lagi 16/03/13
Jumat, 15 Maret 2013
DItakuti
Aku tidak bisa tahu apa maksud dia yang sebenarnya.
Seperti ingin menarikku ke dalam mimpi indah yang semu.
Membuatku enggan untuk terbangun.
Aku ingin membencinya, sungguh !!!
Tetapi dia terlalu bermakna, dia terlalu indah untuk dibenci dan dilupakan.
Apa aku yang tidak sadar, ada pesan yang ingin disampaikannya.
Apa hasrat yang ingin dipenuhi terlalu mengablu.
Entah...
p.s : Haunted(10.00AM/160313)
Rabu, 13 Februari 2013
Senin dini hari
Masih terasa hangat bekas tubuhmu disebelahku, wangi parfummu juga masih dapat tercium jelas.
Kita berbincang sampai puas.
Dia membuatku tertawa lepas
Kami membicarakan hal-hal yang mungkin tidak menarik bagi orang lain, karena sebenarnya kami tidak saling mengenal.
Lalu dengan sekali aku berkedip semuanya hilang...
Kami memang menghabiskan waktu yang singkat tetapi bewarna.
Bahkan sampai sekarang aku masih mengingat tawanya dan mengingat wajahnya dengan jelas.
p.s: K di senin dini hari
Selasa, 12 Februari 2013
Flasback Gaban
Cerita ini tentang pengalamanku suka dengan seseorang yang bener-bener bikin suatu pengalaman. Sebut aja dia Gaban. Pria berkulit putih, dengan senyum yang menarik dan kepribadian yang baik. Dia kakak kelasku waktu SD, dan dari SD itu juga sebenarnya aku sudah suka sama dia. Tapi setelah lulus SD aku sudah ngga ketemu dia lagi. Setelah SMA baru aku ketemu lagi gara-gara dia kakak kelas kakak perempuanku. Jadi kalau antar jemput kakakku itu, aku selalu bisa liat dia.
Lupa karena apa, akhirnya aku bisa kontak-kontakan sama dia.
Kita sempet sms-an gitu dan kalau ketemu kita sempet ngobrol, bahagia pokoknya.
Tapi lama-lama anehnya dia semakin menjauh, walaupun kalau ketemu dia masih bersikap baik banget.
Sampai ada di suatu hari, aku denger dia bakalan pergi ke Jogja buat kuliah meninggalkan Samarinda.
KALUT!!! aku mikir cara apa biar bisa punya kenangan sama dia. Akhirnya aku mutusin buat surat. Norak??? yaaa maklumkan, zaman 2007an itu masih so sweet.
Terus dengan keberanian yang bener-bener super. Aku pergi ke rumahnya sama satu temenku namanya IRIN.
Berkali-kali ketok-ketok terus manggil-manggil, agak lama baru deh tu ada ibu-ibu setengah baya gitu keluar.
"bu... ada gabannya?" aku udah punya feeling ngga enak nih
"oh gabannyanya udah ga tinggal disini dek. Dia sekarang tinggal di Jogja"
Lemes seketika, dan mata mulai berair
"sudah lama bu pindah ke jogjanya?"
"kira-kira seminggu yang lalu de"
Ga kuat nanya lagi, aku pamit pulang sama temenku.
Puncaknya karena aku udah ngga kuat, ngga jauh dari rumahnya si Gaban, aku berhenti pas didepan rumah orang.
Aku nangis sekeras-kerasnya, temenku si Irin cuma bisa nenangin aku.
Terus aku agak redaan nangisnya, setelah aku liat orang yang punya rumah ngintip-ngintip keluar.Dan pergi membawa motor sambil nutupin muka dengan kaca helm dan menangis sekeras-kerasnya dijalan.
Ok, dibagian sedihnya udah lewat. Kita memasuki bagian parahnya.
Life must go on kan??? so do i...
Aku punya pacar, sebut aja Goro.
Hubungan kita baik-baik aja, terutama dia orang yang super duper lurus dan baik.
Suatu hari, aku denger kabar kalau si Gaban mau balik ke Samarinda, dan pada hari itu juga aku memutuskan hubungan dengan Goro.Dan membuatnya menjadi sumber penyesalanku.
Apa kalian berpikir aku akhirnya jadian sama Gaban???
No my dear!!! big no no malahan.
Aku dan Gaban ngga pernah ketemu sama sekali.
Ini cerita cinta yang payah ya...
Pada saat ini, aku bener-bener sudah move on ko. Kalau liat foto Gaban jadi inget nangis-nangis didepan rumah orang dan juga sambil bawa motor. Lucu jadinya, tanpa ada rasa suka yang tumbuh lagi untuk Gaban.
Tetapi juga ada pelajaran SANGAT PENTING. Ngga boleh menyia-nyiakan seseorang yang baik untuk orang yang belum jelas bisa baik apa ngga buat kita.
p.s: Sore ini ngga sengaja liat foto Gaban, flashback :)
Lupa karena apa, akhirnya aku bisa kontak-kontakan sama dia.
Kita sempet sms-an gitu dan kalau ketemu kita sempet ngobrol, bahagia pokoknya.
Tapi lama-lama anehnya dia semakin menjauh, walaupun kalau ketemu dia masih bersikap baik banget.
Sampai ada di suatu hari, aku denger dia bakalan pergi ke Jogja buat kuliah meninggalkan Samarinda.
KALUT!!! aku mikir cara apa biar bisa punya kenangan sama dia. Akhirnya aku mutusin buat surat. Norak??? yaaa maklumkan, zaman 2007an itu masih so sweet.
Terus dengan keberanian yang bener-bener super. Aku pergi ke rumahnya sama satu temenku namanya IRIN.
Berkali-kali ketok-ketok terus manggil-manggil, agak lama baru deh tu ada ibu-ibu setengah baya gitu keluar.
"bu... ada gabannya?" aku udah punya feeling ngga enak nih
"oh gabannyanya udah ga tinggal disini dek. Dia sekarang tinggal di Jogja"
Lemes seketika, dan mata mulai berair
"sudah lama bu pindah ke jogjanya?"
"kira-kira seminggu yang lalu de"
Ga kuat nanya lagi, aku pamit pulang sama temenku.
Puncaknya karena aku udah ngga kuat, ngga jauh dari rumahnya si Gaban, aku berhenti pas didepan rumah orang.
Aku nangis sekeras-kerasnya, temenku si Irin cuma bisa nenangin aku.
Terus aku agak redaan nangisnya, setelah aku liat orang yang punya rumah ngintip-ngintip keluar.Dan pergi membawa motor sambil nutupin muka dengan kaca helm dan menangis sekeras-kerasnya dijalan.
Ok, dibagian sedihnya udah lewat. Kita memasuki bagian parahnya.
Life must go on kan??? so do i...
Aku punya pacar, sebut aja Goro.
Hubungan kita baik-baik aja, terutama dia orang yang super duper lurus dan baik.
Suatu hari, aku denger kabar kalau si Gaban mau balik ke Samarinda, dan pada hari itu juga aku memutuskan hubungan dengan Goro.Dan membuatnya menjadi sumber penyesalanku.
Apa kalian berpikir aku akhirnya jadian sama Gaban???
No my dear!!! big no no malahan.
Aku dan Gaban ngga pernah ketemu sama sekali.
Ini cerita cinta yang payah ya...
Pada saat ini, aku bener-bener sudah move on ko. Kalau liat foto Gaban jadi inget nangis-nangis didepan rumah orang dan juga sambil bawa motor. Lucu jadinya, tanpa ada rasa suka yang tumbuh lagi untuk Gaban.
Tetapi juga ada pelajaran SANGAT PENTING. Ngga boleh menyia-nyiakan seseorang yang baik untuk orang yang belum jelas bisa baik apa ngga buat kita.
p.s: Sore ini ngga sengaja liat foto Gaban, flashback :)
Senin, 04 Februari 2013
Penjajah !!!
Si penjajah tanpa ampun meneror kami.
3 kepala, berbeda pribadi tetapi satu rasa
RASA TAKUT !!!
Otak dari masing-masing kami selalu berputar, mencoba membaca isi kepala si penjajah.
Kami selalu merenung bersama dan berbagi rasa ketika si penjajah tidak ada.
Menguatkan, menentramkan dan diam-diam berdua kami sama-sama bertahan agar tidak ada lagi yang menjadi fokus kemarahannya.
Muak rasanya melihatnya, terselip dari kami keinginan melihatnya jatuh dan menjauh.
Bahkan menghilang...
Kami tidak akan jahat jika dia tidak berbuat semena-mena terhadap kami dan tidak mengancam akan menghilangkan pengharapan kami.
p.s : bertahan bersama
3 kepala, berbeda pribadi tetapi satu rasa
RASA TAKUT !!!
Otak dari masing-masing kami selalu berputar, mencoba membaca isi kepala si penjajah.
Kami selalu merenung bersama dan berbagi rasa ketika si penjajah tidak ada.
Menguatkan, menentramkan dan diam-diam berdua kami sama-sama bertahan agar tidak ada lagi yang menjadi fokus kemarahannya.
Muak rasanya melihatnya, terselip dari kami keinginan melihatnya jatuh dan menjauh.
Bahkan menghilang...
Kami tidak akan jahat jika dia tidak berbuat semena-mena terhadap kami dan tidak mengancam akan menghilangkan pengharapan kami.
p.s : bertahan bersama
Selasa, 29 Januari 2013
Dikejar-kejar
Seperti dia yang tidak mengejar
Seperti dia yang tidak menuntut
Seperti dia yang berjalan tenang
Seperti dia yang bergerak anggun
dan seperti dia yang melayang halus
Memang hanya seperti dia...
orang yang tidak akan membosankan.
p.s: dikejar-kejar bayang
Selasa, 15 Januari 2013
Selintas Rasa
Pria menarik, pikirku pertama kali melihatnya lagi
Berwajah timur tengah, dengan mata yang membulat teduh
Tenang saja...
Aku hanya menyukai sosoknya yang seperti itu tanpa berani mengenalnya lebih jauh.
Jika kau semua menghujatku, pengecut...
Aku tidak pengecut sama sekali, karena bagaimana mungkin aku melebihi rasa suka jika dia tidak pernah melihat keseluruhanku.
p.s : K
Lugu dan Biru
Langganan:
Postingan (Atom)