Lampu
taman mulai menyala satu per satu, walaupun hari belum gelap.
Aku masih
menunggunya disini, duduk sendiri dengan hembusan lembut angin sore.
Aku
melihat jam ditanganku, dia terlambat lagi seperti biasanya
"hai,
maaf sekali aku baru datang. Jalanan macet sekali"
Dan
seperti biasanya entah dia berkata jujur atau tidak, aku hanya tersenyum
mendengarnya.
"duduklah"
aku memintanya duduk disebelahku
Sempat aku
memandangnya beberapa menit, pria ini yang telah menemaniku selama hampir
setahun. Aku menyayanginya, dan jujur saja ini pertama kalinya aku dapat
menyayangi seseorang.
“apa yang
ingin kau bicarakan, sayang?” dia memandangku dengan wajah penasarannya yang
khas
Terlalu
berat aku ingin mengatakan apa yang ada di pikiranku.
“Aku ingin
kita sampai disini saja” Aku mengatakannya dengan tertunduk
Dia
terlihat kaget dan segera mendekatkan diri kepadaku
“kenapa?”
tanyanya memaksa
“Taukah
kau, selama ini kebiasaanmu belum berubah. Kau masih menikmati
kebohongan-kebohongan yang kau buat” jawabku tanpa berani memandangnya
Dia
terdiam mendengar jawabanku.
“Ya,
maafkan aku. Tetapi itu hanya kebohongan kecil” dia berkata pelan
“Kebohongan
kecil tetap akan membuatku tidak akan percaya denganmu sepenuhnya” kataku
berkeras.
“aku bisa
berubah, ayolah… aku bisa seperti yang kau mau”
“berubahlah
bukan karena aku tetapi karena kau sendiri” aku segera berdiri
Dia
memelukku erat dan terus memohon.
“maafkan
aku, semoga kita menemukan kembali jalan untuk bertemu lagi” kataku berbisik
dan membalas pelukan eratnya lalu beranjak pergi.
Ya,
terlalu berat melepaskan dia. Aku menyayanginya, tetapi aku memang tidak bisa
bertahan dengan kebohongan yang disengaja.
Aku
berjalan pelan, meninggalkannya sendiri. Sempat terdengar dia memanggilku,
tetapi aku terus berjalan dan menahan rasa sedihku.
p.s : no
one can survive with liars…